Viral Diplomat Wanita Palestina Tuduh AS Pura-pura Dukung Palestina

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 20 Nov 2023 17:00 WIB
Ilustrasi -- Kehancuran di Gaza akibat perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas selama sebulan terakhir (dok. AP/Doaa AlBaz)
New York -

Perwakilan diplomatik Palestina menyampaikan pidato yang menyindir pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terus mendukung Israel dalam perang melawan Hamas, namun juga mengklaim mendukung warga sipil Palestina. Washington dituding hanya berpura-pura mendukung warga sipil Palestina.

Pidato bernada keras itu disampaikan oleh Nada Abu Tarbush, seorang diplomat wanita yang menjabat Sekretaris Pertama pada Misi Pengamat Tetap Negara Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat berbicara dalam forum PBB membahas situasi Jalur Gaza sepekan lalu.

"Amerika Serikat tidak bisa berpura-pura untuk mendukung warga sipil Palestina di Gaza. Amerika Serikat tidak bisa berpura-pura, ketika Amerika Serikat baru saja menyetujui paket bantuan militer tambahan sebesar US$ 14,5 miliar ke Israel, saat Israel menghunjam warga sipil Palestina, yang kebanyakan adalah pengungsi dan anak-anak," ucap Tarbush dalam pidatonya.

Potongan video yang menunjukkan pidato Tarbush itu diposting oleh Duta Besar dan Kepala Misi Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, dalam akun resmi media sosial X miliknya. Video pidato Tarbush itu sendiri menjadi viral di media sosial, dan hingga berita ini dimuat, tercatat telah ditonton lebih dari 365.000 kali.

Dalam pidatonya, Tarbush juga menyinggung soal rencana Washington mengirimkan bom presisi senilai US$ 320 juta ke Israel. Rencana pengiriman bom presisi ini pertama dilaporkan oleh media terkemuka AS, Wall Street Journal, dalam laporannya.

"Bisakah Amerika Serikat menjelaskan bagaimana hal ini sejalan dengan kewajibannya di bawah hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi, terlebih dengan komitmennya berdasarkan Deklarasi Politik tentang Penggunaan Senjata Peledak di Kawasan Berpenduduk?" tanya Tarbush dalam pidatonya.

Lebih lanjut, Tarbush kemudian menyinggung soal profit yang didapatkan AS sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu, setelah Hamas menyerang Israel. Disebutkan oleh Tarbush bahwa nilai pasar produsen senjata AS meningkat tajam sejak perang pecah.

"Tidak mengherankan jika harga saham produsen senjata telah meroket selama beberapa waktu terakhir dan terus meningkat, ketika Israel membombardir Gaza," sebutnya.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork