Banjir bandang dan tanah longsor telah menerjang wilayah Vietnam utara. Sedikitnya delapan orang tewas dalam bencana alam itu.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (7/8/2023), setelah berbulan-bulan gelombang panas dan kekeringan yang berkepanjangan, hujan deras yang dimulai pada awal Agustus telah merusak ratusan rumah dan menghancurkan hasil panen.
Delapan orang, termasuk setidaknya dua anak, tewas pekan lalu di provinsi-provinsi pegunungan Yen Bai, Lai Chau, Son La dan Thai Nguyen di Vietnam utara, kata otoritas pengendalian bencana yang berbasis di Hanoi dalam laporan online.
Media pemerintah menerbitkan foto-foto rumah yang ambruk ke dalam air berlumpur dan jalan-jalan terhalang atau terbelah oleh tanah dan pohon tumbang.
Akses ke beberapa komunitas etnis pegunungan telah terputus.
Tanah longsor juga melanda wilayah bagian tengah negara itu.
Di kota Dalat di wilayah Central Highlands, tiga polisi dan satu warga sipil tewas ketika sebuah kantor polisi terkubur oleh tanah yang longsor pada bulan Juli.
Wilayah Central Highlands dan Vietnam selatan mengalami curah hujan 5-10 persen lebih banyak dari biasanya sejak musim hujan dimulai pada bulan Mei, menurut pihak berwenang.
Adapun di Vietnam utara, rekor suhu tinggi dan kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan Mei dan Juni menyebabkan pemadaman listrik bergilir dan pemadaman listrik mendadak, yang menyebabkan kerugian serius di antara perusahaan lokal dan produsen asing.
Hasil panen juga sangat terdampak.
Tahun lalu, bencana alam menewaskan 175 orang di Vietnam.
Para ilmuwan telah mengingatkan bahwa cuaca ekstrem kini makin parah akibat pemanasan global.
Simak juga 'Saat 11 Orang Tewas dan 27 Hilang Akibat Banjir di Beijing':
(ita/ita)