Banjir melanda Beijing, China akibat hujan deras terus menerus. Bencana ini merendam ruas jalanan dan membuat rumah-rumah warga tergenang lumpur. Beberapa orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.
Sebelum dilanda banjir, sempat ada topan Doksuri yang melewati Beijing. Berikut informasi selengkapnya.
Jumlah Korban Banjir di Beijing
Hujan deras yang mengguyur Beijing, China dan sekitarnya sejak Sabtu (29/7/2023) menyebabkan banjir di wilayah tersebut. Area-area pinggiran Beijing dilanda hujan lebat, dengan beberapa kota mencatat hujan paling deras dalam beberapa tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir AP, Rabu (2/8/2023), sedikitnya 11 orang tewas dan 27 orang dilaporkan hilang berdasarkan laporan dari pemerintah setempat. 11 kematian dilaporkan terjadi di Beijing dan pihak berwenang mencari 27 orang hilang, menurut Kantor Berita resmi Xinhua. Sembilan kematian dilaporkan ada di provinsi Hebei.
![]() |
Evakuasi Warga Terdampak
Ribuan orang telah dievakuasi ke tempat penampungan di sekolah dan bangunan umum lainnya di pinggiran kota Beijing dan di kota terdekat Tianjin dan Zhuozhou. Menurut Kantor Berita resmi Xinhua, Di Zhuozhou, barat daya Beijing, sekitar 125.000 orang dari daerah berisiko tinggi dipindahkan ke tempat penampungan.
Pemerintah Tianjin, sebuah pelabuhan di sebelah timur Beijing, mengatakan 35.000 orang dievakuasi dari dekat Sungai Yongding yang meluap. Lalu, sekitar 42.000 orang dievakuasi dari daerah provinsi Shanxi ke barat Hebei.
Dampak Banjir Beijing
Banjir di Beijing menghancurkan jalan, menumbangkan pohon hingga mematikan listrik. Banyak puing-puing dipenuhi lumpur berserakan di seberang sungai Mentougeou yang menjadi salah satu daerah terparah yang dilanda banjir di Beijing.
"Mobil-mobil yang diparkir di jalan hanyut dan hanyut," kata seorang warga, Liu Shuanbao, dikutip dari AP, Rabu (2/8/2023).
"Beberapa mobil yang diparkir di belakang gedung apartemen saya menghilang hanya dalam satu menit," ujarnya.
Baca berita di halaman selanjutnya.
Sempat Ada Badai Topan Doksuri di China
Badai topan Doksuri yang melanda Filipina dan Taiwan, kemudian melewati China pada Senin (31/7/2023). Ribuan warga Beijing meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi.
Lebih dari 31.000 warga Cina meninggalkan rumah mereka dari wilayah berisiko tinggi di Beijing, lapor lembaga penyiaran pemerintah Cina CCTV. Sebanyak 20.000 orang lainnya juga telah direlokasi dari ibu kota provinsi Hebei, Shijiazhuang.
Badai tersebut telah dirasakan Cina sejak hari Jumat (28/07), dan pertama kali menghantam provinsi Fujian selatan dengan curah hujan yang cukup tinggi. Badan Meteorologi Cina memperingatkan bahwa dampak Topan Doksuri ini masih jauh dari selesai, meskipun intensitas badai telah berkurang.
Curah hujan yang sangat lebat juga memaksa pihak berwenang untuk mengeluarkan peringatan tingkat tinggi di China utara, di mana wilayah itu mencakup 22 juta orang di Beijing dan 14 juta orang di Tianjin.
Menurut media lokal, peringatan tersebut merupakan pertama kalinya peringatan curah hujan terparah yang dikeluarkan kembali sejak tahun 2011. Pada tahun 2021, hujan lebat dan banjir parah juga telah menimbulkan kematian sebanyak 300 korban jiwa di kota Zhengzhou, Tiongkok tengah.
Imbauan Presiden China
Presiden China Xi Jinping, menyerukan 'segala upaya' dikerahkan untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak banjir di Beijing. Seperti diketahui, banjir itu disebabkan oleh hujan deras.
Xi, menurut laporan CCTV, memerintahkan otoritas setempat untuk 'melakukan pekerjaan dengan baik dalam merawat korban luka dan menangani keluarga korban, dan meminimalisir jumlah korban jiwa'.
"Mereka harus benar-benar merelokasi orang-orang yang terdampak, bekerja cepat untuk memperbaiki infrastruktur transportasi, komunikasi dan listrik yang mengalami kerusakan, serta memulihkan tatanan produksi dan kehidupan normal secepat mungkin," ucap Xi seperti dikutip CCTV.
"Xi Jinping menekankan bahwa saat ini merupakan masa kritis pengendalian banjir pada akhir Juli dan awal Agustus," sebut CCTV dalam laporannya.