Pasukan Rusia menggempur kota Orikhiv, yang merupakan kota pusat bantuan kemanusiaan di Ukraina bagian selatan. Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas akibat gempuran mematikan, yang dikecam gubernur setempat sebagai 'kejahatan perang' itu.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (10/7/2023), Gubernur Yuriy Malashko menyebut bahwa gempuran pasukan Moskow itu menghantam sebuah gedung sekolah yang dialihfungsikan menjadi titik distribusi bantuan kemanusiaan di Orikhiv.
Dia juga menyebut pasukan Moskow menggunakan bom udara berpemandu dalam serangan tersebut.
Sedikitnya iga wanita dan seorang pria, sebut Malashkov, tewas akibat serangan Rusia di Orikhiv itu.
"Mereka (Rusia-red) menghantam tempat pengiriman bantuan kemanusiaan di daerah permukiman... Empat orang tewas seketika di lokasi kejadian: wanita-wanita berusia 43 tahun, 45 tahun dan 47 tahun, dan seorang pria berusia 47 tahun," tutur Malashko dalam laporannya via aplikasi Telegram.
Orikhiv yang sebelum perang dihuni sekitar 14.000 orang, berada di garis depan pertempuran di wilayah Zaporizhzhia. Kota itu diklaim secara sepihak telah dianeksasi oleh Presiden Vladimir Putin tahun lalu, meskipun pasukan Rusia tidak memiliki kontrol militer penuh atas wilayah tersebut.
Jaksa Agung Ukraina dalam pernyataannya menyebut serangan itu terjadi pada Minggu (9/7) siang, sekitar pukul 13.20 waktu setempat. Disebutkan juga oleh Jaksa Agung Ukraina, seperti dilansir Reuters, bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan pidana terhadap dugaan kejahatan perang terkait serangan di Orikhiv itu.
Lihat juga Video 'Empat Orang Tewas Buntut Serangan Rudal Rusia di Apartemen Ukraina':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)