Amerika Serikat (AS) dan Filipina bakal melakukan patroli gabungan di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa banyak negara, termasuk China. Patroli gabungan kedua negara yang bersekutu itu akan mulai digelar pada akhir tahun ini.
Seperti dilansir Reuters, Senin (8/5/2023), perkiraan waktu dimulainya patroli gabungan itu diungkapkan oleh Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, dalam pernyataannya kepada media CNN Philippines pada awal pekan ini. Patroli gabungan AS-Filipina itu diumumkan pada Februari lalu.
Pernyataan Romualdez itu disampaikan beberapa hari setelah Washington mengklarifikasi komitmennya untuk mempertahankan Manila dari serangan di lautan.
Dituturkan oleh Romualdez bahwa diskusi masih terus berlanjut untuk patroli maritim gabungan itu.
"Perkiraan paling lambat adalah kuartal ketiga tahun ini. Kita seharusnya juga melaksanakannya," ucap Romualdez merujuk pada patroli gabungan AS-Filipina.
Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin mengumumkan pada Februari lalu, bahwa dirinya dan Menhan Filipina Carlito Galvez telah sepakat untuk memulai kembali patroli maritim gabungan di perairan Laut China Selatan.
Patroli maritim gabungan itu dihentikan oleh mantan Presiden Rodrigo Duterte yang menjabat sejak tahun 2016, karena ingin menjalin hubungan lebih hangat dengan China.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)