Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad melayangkan somasi pada PM Anwar Ibrahim dan mengancam akan menggugat ke pengadilan jika tidak ditanggapi. Mahathir memberikan waktu tujuh hari kepada Anwar untuk mencabut pernyataannya yang menyiratkan dirinya korup dan 'bandit'.
Seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (29/3/2023), Mahathir menyatakan bahwa meskipun Anwar tidak menyebut namanya dalam pernyataannya, publik secara luas mengetahui siapa yang dimaksudnya.
Awal bulan ini, Anwar diyakini telah mengkritik sejumlah mantan pemimpin Malaysia saat berbicara dalam kongres nasional khusus Partai Keadilan Rakyat (PKR) pada 18 Maret lalu.
Tanpa menyebut nama, Anwar dalam acara politik itu menyinggung soal seorang mantan pemimpin -- dalam dua masa jabatannya sebagai PM Malaysia selama '22 tahun dan 22 bulan (lainnya) -- telah menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri, keluarga dan anak-anaknya.
Mahathir menjabat PM Malaysia antara Juli 1981 hingga Oktober 2003 untuk periode pertama dan antara Mei 2018 hingga Februari 2020 untuk periode kedua.
Menurut media lokal Malaysian Insight, Mahathir mengatakan bahwa Anwar memiliki waktu tujuh hari untuk membuktikan klaimnya itu atau mencabut pernyataannya.
"Meskipun Anwar tidak menyebut nama saya, laporan-laporan media menyebutkannya. Saya adalah Perdana Menteri selama 22 tahun dan kemudian 22 bulan. Hal ini disebutkan dalam pidato Anwar," sebut Mahathir dalam pernyataannya.
"Saya telah memberinya waktu tujuh hari untuk mendukung klaimnya dengan bukti atau mencabut pernyataannya. Jika tidak, saya akan mengambil tindakan apapun yang diperlukan berdasarkan undang-undang yang berlaku di negara ini," tegasnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: Anwar Ibrahim: Di Malaysia Permusuhannya Tajam, Itu Warisan Mahathir
(nvc/ita)