Presiden China Xi Jinping melakukan percakapan telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pekan ini. Dalam percakapan telepon itu, Xi memuji apa yang disebutnya sebagai meredanya ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Seperti dilansir AFP, Selasa (28/3/2023), percakapan telepon itu dilakukan pada Selasa (28/3) waktu setempat, setelah Beijing menjadi mediator dalam kesepakatan bersejarah antara Saudi dan Iran untuk memulihkan hubungan diplomatik yang terputus selama tujuh tahun.
Kesepakatan itu diumumkan pada 10 Maret lalu. Riyadh dan Teheran yang berselisih sejak lama telah terlibat dalam sejumlah konflik proxy di kawasan Timur Tengah, termasuk konflik di Yaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam komentar pertama yang diungkap ke publik sejak kesepakatan Saudi-Iran diumumkan, Xi menyebut dialog yang dipromosikan China akan 'memainkan peran utama dalam memperkuat persatuan dan kerja sama regional'.
MBS dalam percakapan telepon dengan Xi, menurut kantor berita Saudi Press Agency (SPA), 'menyampaikan apresiasi Kerajaan (Saudi) untuk inisiatif China dalam mendukung upaya-upaya mengembangkan hubungan bertetangga'.
Saudi dan Iran kini tengah bersiap membuka kembali kedutaan besar di ibu kota masing-masing, dengan pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) kedua negara akan digelar sebelum bulan suci Ramadan berakhir.
Lihat juga Video 'Putin Tindaklanjuti Proposal China untuk Akhiri Perang di Ukraina':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Tidak hanya itu, pada 19 Maret lalu, seorang pejabat Iran menyatakan bahwa Presiden Ebrahim Raisi dengan senang hati menerima undangan dari Raja Salman untuk berkunjung ke Saudi, meskipun otoritas Riyadh belum mengonfirmasi.
Pernyataan trilateral yang dirilis setelah kesepakatan diumumkan menyatakan para delegasi Saudi dan Iran 'menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih mereka kepada kepemimpinan dan pemerintah Republik Rakyat China karena telah menjadi tuan rumah dan mensponsori pembicaraan itu'.
Kesepakatan bersejarah antara Saudi dan Iran itu menjadi terobosan besar bagi Xi, yang telah mendorong China untuk memainkan peran lebih proaktif dalam urusan global selama satu dekade kekuasaannya.