Jatuhnya drone militer Amerika Serikat (AS) yang dituding ditabrak jet tempur Rusia berbuntut panjang. Hubungan Rusia dan AS semakin panas akibat insiden tersebut.
Dirangkum detikcom, Kamis (16/3/2023), militer AS menyatakan dua jet tempur Su-27 milik Rusia mendekati sebuah drone MQ-9 Reaper milik AS yang tengah menjalani misi pengintaian di atas perairan internasional di Laut Hitam pada Selasa (13/3) waktu setempat.
Diklaim oleh Washington bahwa jet-jet tempur Rusia itu mengganggu drone AS, mulai dari membuang bahan bakar ke atas drone dan salah satu jet tempur Rusia merusak baling-baling drone AS, yang kemudian menyebabkan drone militer itu jatuh ke lautan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moskow dalam tanggapannya menegaskan tidak ada tabrakan sama sekali dalam insiden di Laut Hitam itu. Ditegaskan Moskow bahwa drone AS itu jatuh setelah melakukan 'manuver tajam' dan 'secara sengaja dan provokatif' terbang di dekat wilayah udara Rusia yang mendorong pengerahan jet tempur.
Menhan dan Jenderal AS-Rusia Teleponan
Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Lloyd Austin dan Menhan Rusia Sergei Shoigu melakukan percakapan langka via telepon setelah insiden jatuhnya drone militer AS di Laut Hitam. Jenderal top AS Mark Milley secara terpisah juga berbicara via telepon dengan jenderal top Rusia Valery Gerasimov.
Percakapan para Menhan dan jenderal top kedua negara itu tergolong langka dilakukan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina setahun lalu.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (16/4), percakapan telepon langka itu dilakukan pada Rabu (15/3) waktu setempat, atau sehari setelah AS melaporkan sebuah drone militer jenis MQ-9 Reaper jatuh di Laut Hitam setelah ditabrak sebuah jet tempur Rusia.
Komunikasi via telepon ini dilakukan saat hubungan AS-Rusia tengah berada di titik terendah selama beberapa dekade terakhir akibat invasi ke Ukraina.
Pernyataan yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa Shoigu mengatakan kepada Austin dalam percakapan telepon itu bahwa penerbangan drone AS di dekat pantai Crimea 'bersifat provokatif' dan bisa memicu 'eskalasi di zona Laut Hitam'.
Crimea merupakan semenanjung yang menjadi bagian wilayah Ukraina, yang dicaplok Moskow secara paksa sejak tahun 2014 lalu.
Dalam pernyataannya, Rusia menegaskan pihaknya 'tidak tertarik pada perkembangan semacam itu, namun di masa depan akan bereaksi secara proporsional' dan menyerukan kedua negara untuk 'bertindak dengan tanggung jawab maksimum', termasuk memiliki jalur komunikasi militer dalam masa krisis.
Austin menolak untuk mengungkapkan secara detail soal percakapannya dengan Shoigu, termasuk apakah dia mengkritik Rusia terkait insiden drone itu.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Namun dalam konferensi pers, Austin menegaskan bahwa AS bermaksud untuk terus menerbangkan pesawat maupun drone di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional. Dia juga menuntut pesawat militer Rusia untuk beroperasi dengan cara yang aman dan profesional.
Konferensi pers itu digelar oleh Austin bersama dengan Milley, yang menjabat Kepala Staf Gabungan pada militer AS. Berbicara kepada wartawan, Milley menuturkan dirinya juga akan berbicara via telepon dengan Gerasimov, yang menjabat Kepala Staf Jenderal pada militer Rusia.
Informasi detail soal percakapan telepon keduanya belum diungkap ke publik. Namun dalam konferensi pers dengan Austin, Milley menyatakan belum diketahui jelas apakah pilot jet tempur Rusia secara sengaja menyerang drone AS itu.
"Ada pola perilaku baru-baru ini di mana ada tindakan yang sedikit agresif yang dilakukan oleh Rusia," ucapnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Rusia Akan Cari Puing Drone AS
Rusia menegaskan akan mencari puing-puing drone militer AS yang jatuh dalam insiden di Laut Hitam. Menanggapi hal tersebut, jenderal top AS Mark Milley menyatakan Washington mengambil langkah untuk melindungi informasi sensitif demi memastikan puing drone itu tidak lagi berharga.
"Saya tidak tahu apakah kami akan mampu apakah kami bisa mengambilnya kembali atau tidak, tetapi itu harus dilakukan. Dan kami pasti akan mengusahakannya," ucap Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (16/3).
"Saya mengharapkan kesuksesan tentu saja," imbuhnya.
Kepala dinas intelijen Rusia, SVR, Sergei Naryshkin, secara terpisah menyatakan negaranya memiliki kemampuan 'teknik' untuk mengambil drone itu dari lautan.
Ketegangan meningkat setelah Washington menuduh jet tempur Moskow menabrak sebuah drone militer miliknya yang mengudara di atas Laut Hitam.
Menhan Rusia: Aktivitas Mata-mata AS Picu Jatuhnya Drone di Laut Hitam
Menhan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa peningkatan aktivitas pengumpulan intelijen oleh AS terhadap Moskow telah memicu insiden jatuhnya drone milik negara itu di Laut Hitam.
Hal tersebut disampaikan Shoigu saat berbicara via telepon dengan Menhan AS Lloyd Austin pada Rabu (15/3) waktu setempat. Percakapan telepon antara kedua Menhan itu tergolong langka di tengah memburuknya hubungan kedua negara, terutama setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Kamis (16/3), Washington menuduh Moskow menyebabkan jatuhnya drone pengintai MQ-9 Reaper miliknya di Laut Hitam, setelah drone itu ditabrak sebuah jet tempur Su-27 milik Rusia. Moskow membantah telah secara sengaja menjatuhkan drone tersebut.
Itu menjadi insiden pertama yang melibatkan drone antara Rusia dan AS sejak Presiden Vladimir Putin mengerahkan pasukan militer ke Ukraina setahun lalu.
Dalam telepon dengan Austin, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Shoigu menyebut 'aktivitas intelijen yang meningkat terhadap kepentingan Federasi Rusia' dan 'ketidakpatuhan terhadap zona penerbangan terbatas' yang ditetapkan Moskow selama operasinya di Ukraina yang telah memicu insiden di Laut Hitam itu.
Kementerian Pertahanan Rusia juga memperingatkan bahwa pihaknya akan bereaksi 'secara proporsional' terhadap setiap 'provokasi' AS di masa depan.
"Penerbangan kendaraan udara tak berawak Amerika di dekat lepas pantai Crimea bersifat provokatif, yang menciptakan pra-kondisi untuk eskalasi situasi di zona Laut Hitam," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.
"Rusia tidak tertarik dengan perkembangan peristiwa semacam itu, tapi akan terus merespons secara proporsional terhadap semua provokasi," tegas pernyataan itu.
AS ke Rusia: Kami Akan Terbang di Mana Saja Sesuai Hukum Internasional
Menhan AS Lloyd Austin menegaskan kepada Menhan Rusia Sergei Shoigu bahwa AS akan menerbangkan pesawat dan dronenya 'di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional' setelah dronenya jatuh dalam insiden dengan jet tempur Moskow di Laut Hitam.
Austin juga menyerukan kepada Rusia untuk mengoperasikan pesawat militernya dengan aman dan secara profesional. Dia bahkan menyebut tabrakan antara jet tempur Moskow dan drone milik Washington di Laut Hitam itu sebagai bagian dari pola tindakan 'berisiko'.
Seperti dilansir AFP, Kamis (16/3), penegasan dan seruan itu disampaikan Austin kepada Shoigu dalam percakapan telepon yang dilakukan keduanya pada Rabu (15/3) waktu setempat, atau sehari setelah insiden drone jatuh di Laut Hitam.
Dalam percakapan telepon dengan Shoigu, menurut Pentagon, Austin membahas soal 'perilaku tidak profesional, berbahaya, dan sembrono oleh Angkatan Udara Rusia di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam'.
"Dia menekankan bahwa Amerika Serikat akan terus terbang dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional," sebut Pentagon merujuk pada pernyataan Austin kepada Shoigu.