Tumpahan minyak dari sebuah kapal tanker yang tenggelam dua pekan lalu, kini mencemari perairan Filipina. Nyaris 100.000 orang yang tinggal di Provinsi Oriental Mindoro dekat perairan itu terdampak kehilangan mata pencaharian, menghadapi risiko kesehatan dan dampak lainnya akibat tumpahan minyak.
Seperti dilaporkan kantor berita Jerman DPA dan dilansir The Star, Senin (13/3/2023), tumpahan minyak itu berasal dari kapal tanker bernama MT Princess Empress, yang membawa muatan 800.000 liter minyak industri ketika tenggelam pada 1 Maret lalu di lepas pantai Provinsi Oriental Mindoro, Filipina.
Lokasi insiden itu berjarak sekitar 160 kilometer di sebelah selatan ibu kota Manila.
Gubernur Provinsi Oriental Mindoro, Humerlito Dolor, mengatakan bahwa kapal tanker itu masih mengalami kebocoran. Disebutkan juga oleh Dolor bahwa pemilik kapal tanker itu sedang berupaya mengerahkan sebuah kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menutup kebocoran tersebut.
"Kerusakan terhadap provinsi itu cukup parah, khususnya di (kota) Pola, di mana tumpahan air mencapai garis pantai semua desa," tutur Dolor.
"Yang paling terdampak adalah para nelayan dan keluarga mereka, para pedagang ikan dan peralatan mencari ikan," sebutnya.
"Banyak ikan yang mati, sementara rumput laut, karang dan mangrove juga rusak," ucap Dolor dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)