Tabrakan maut dua kereta di Kota Larissa, Yunani, memicu gelombang demonstrasi. Permintaan maaf pun disampaikan Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis kepada keluarga dari 57 korban tewas dalam bencana kereta api terburuk di negara itu.
Untuk diketahui, demonstrasi terjadi di seluruh Yunani buntut kecelakaan itu. Demonstrasi itu menunjukkan kombinasi kesedihan dan kemarahan atas bencana yang terjadi.
Demonstrasi juga terjadi pada Minggu (5/3/2023) waktu setempat di Athena, tepatnya di Lapangan Syntagma di sebelah parlemen, yang sudah menjadi tempat bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang marah pada Jumat malam.
Pawai dan upacara menyalakan lilin telah diadakan untuk mengenang para korban kecelakaan. Banyak dari mereka adalah siswa yang kembali dari liburan akhir pekan.
"Apa yang terjadi bukanlah sebuah kecelakaan, itu adalah kejahatan," kata seorang pengunjuk rasa, Sophia Hatzopoulou, 23 tahun, seorang mahasiswa filsafat di Thessaloniki.
"Kita tidak bisa melihat semua ini terjadi dan tetap acuh tak acuh."
Setidaknya sembilan anak muda yang belajar di Universitas Aristoteles Thessaloniki termasuk di antara mereka yang tewas di kereta penumpang.
PM Yunani Minta Maaf
PM Yunani Mitsotakis menyampaikan permohonaan maaf kepada seluruh warga Yunani.
"Sebagai perdana menteri, saya berutang kepada semua orang, tetapi terutama kepada kerabat korban, (untuk meminta) pengampunan," tulis Mitsotakis dalam pesan yang ditujukan kepada bangsa, dilansir AFP, Minggu (5/3/2023).
"Untuk Yunani tahun 2023, dua kereta yang menuju ke arah yang berbeda tidak dapat berjalan di jalur yang sama dan tidak ada yang mengetahuinya," kata Mitsotakis dalam pesan yang diposting di halaman Facebook-nya.
Tabrakan antara kereta penumpang dan barang itu telah memicu kemarahan yang meluas di seluruh Yunani. Kerabat dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dalam kecelakaan kereta rencananya akan berkumpul di luar stasiun Larissa, Yunani tengah, dekat lokasi kecelakaan itu.
Baca berita selengkapnya di halaman berikutnya
(knv/knv)