Amerika Serikat (AS) menandai peringatan setahun perang di Ukraina dengan menjatuhkan rentetan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi-sanksi terbaru itu dimaksudkan untuk merusak kemampuan Moskow dalam terus berperang.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/2/2023), pemerintahan Presiden Joe Biden mengungkapkan sanksi-sanksi terbaru itu saat negara-negara G7 dan Presiden Volodymyr Zelensky bertemu untuk membahas lebih banyak bantuan bagi Ukraina.
Sanksi yang dijatuhkan mencakup pembatasan visa untuk anggota militer Rusia, membekukan aset sekutu-sekutu Presiden Vladimir Putin, secara efektif melarang impor aluminium dari Rusia, membatas perbankan Rusia dan aktivitas produksi senjata.
Sanksi itu juga menempatkan perusahaan telepon seluler terbesar kedua di Rusia, Megafon, ke dalam daftar hitam (blacklist) perdagangan.
Langkah-langkah tambahan, sebut para pejabat AS yang enggan disebut namanya, akan diberlakukan di kemudian hari.
"Kami akan menjatuhkan sanksi terhadap para pelaku tambahan yang terkait dengan industri pertahanan dan teknologi Rusia, termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengisi kembali pasokan barang Rusia yang terkena sanksi atau memungkinkan Rusia menghindari sanksi," tegas Gedung Putih.
Sanksi-sanksi terbaru dari Departemen Luar Negeri AS itu mencakup untuk jajaran menteri kabinet dan puluhan gubernur serta kepala daerah Rusia.
Sementara rentetan sanksi terbaru dari Departemen Keuangan AS menargetkan 22 individu dan 83 entitas Rusia, yang akan menambahkan lebih dari 2.500 sanksi yang diberlakukan sepanjang tahun lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/idh)