Kepolisian Jerman menahan seorang warga negara Iran yang diduga merencanakan serangan kimia di negara tersebut. Warga Iran berusia 32 tahun ini diduga telah mendapatkan racun mematikan sianida dan risin untuk melakukan serangan bermotif ekstremis.
Seperti dilansir Reuters, Senin (9/1/2023), identitas warga Iran yang ditahan itu tidak diungkap ke publik, hanya disebutkan bahwa usianya 32 tahun.
Pernyataan gabungan kantor jaksa Duesseldorf dan kepolisian kota Recklinghausen dan Muenster menyebut tempat tinggal tersangka yang ada di kota Castrop-Rauxel ikut digeledah sebagai bagian dari penyelidikan.
Kepolisian setempat menyatakan warga Iran itu diduga merencanakan 'tindak kekerasan serius yang membahayakan negara' dengan diduga membeli sianida dan risin untuk melakukan serangan bermotif ekstremis. Tindak kekerasan semacam itu memiliki ancaman hukuman antara enam bulan hingga 10 tahun penjara.
"Jerman terus menjadi target langsung organisasi teroris Islam. Para pelaku tunggal yang memiliki motivasi Islamis menjadi bahaya besar lainnya," sebut Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser dalam pernyataannya.
"Oleh karena itu, otoritas keamanan kita mengharapkan persiapan untuk serangan kapan saja," imbuhnya.
Disebutkan juga oleh Faeser bahwa sejak tahun 2000, otoritas keamanan Jerman telah mencegah sedikitnya 21 serangan ekstremis Muslim di wilayahnya.
Dalam penggeledahan di tempat tinggal warga Iran itu di Castrop-Rauxel, kepolisian menyita perangkat penyimpanan elektronik, namun tidak menemukan keberadaan sianida atau risin. Castrop-Rauxel diketahui terletak di wilayah North Rhine-Westphalia, yang merupakan negara bagian terpadat di Jerman.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)