Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin memberikan penilaian yang "sangat jujur" atas kemampuan Eropa di tengah perang Rusia di Ukraina. Dia blak-blakan mengatakan bahwa "kami tidak cukup kuat" untuk menghadapi Moskow sendirian.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/12/2022), dalam kunjungan ke Australia, Marin mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah mengungkap kelemahan Eropa dan kesalahan strategis dalam berurusan dengan Rusia.
"Saya harus sangat jujur, sangat jujur dengan Anda, Eropa tak cukup kuat saat ini. Kami akan berada dalam masalah tanpa Amerika Serikat," katanya kepada Lowy Institute di Sydney.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (2/12/2022):
- Anwar Ibrahim: Jangan Lagi Memberi Saya Hadiah!
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan kepada semua pihak untuk berhenti mengirimkan hadiah apa pun kepada dirinya. Anwar mencetuskan agar budaya memberi hadiah kepada pejabat tinggi harus dihentikan.
"Saya ingin mengingatkan semua orang untuk tidak lagi memberi saya hadiah dan praktik semacam itu harus dihentikan," tegas Anwar dalam pernyataan via Facebook seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Jumat (2/12/2022).
Dituturkan Anwar bahwa dirinya mengapresiasi niat baik dari semua pihak, namun dia juga menyebut praktik semacam itu tidak sesuai dengan etika kepemimpinan dan pemerintahan, serta membebani rakyat.
Seruan itu disampaikan Anwar setelah sebelumnya menjadi sorotan karena terjepret kamera mengenakan sepatu hitam yang harganya diyakini melebihi 5.000 Ringgit atau setara Rp 17,5 juta.
- Sudah 13.000 Tentara Ukraina Tewas Sejak Invasi Rusia
Pemerintah Ukraina mengungkap hingga 13.000 tentaranya tewas dalam berbagai pertempuran yang terjadi sejak Rusia melancarkan invasi ke wilayahnya pada akhir Februari lalu. Angka itu disebut sebagai perkiraan resmi dari otoritas Kiev soal tentaranya yang gugur dalam perang yang dipicu oleh invasi Moskow.
Seperti dilansir AFP, Jumat (2/12/2022), angka resmi itu diumumkan oleh Mykhailo Podolyak selaku penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berbicara kepada saluran televisi lokal Channel 24.
"Kami memiliki perkiraan resmi dari Staf Jenderal... Dan jumlahnya berkisar dari 10.000 hingga 13.000 yang tewas," sebut Podolyak merujuk pada jumlah tentara Ukraina yang diperkirakan tewas sejak Rusia menginvasi.
Podolyak menambahkan bahwa Zelensky akan mengungkapkan data resminya kepada publik 'ketika waktu yang tepat tiba'.
- AS Luncurkan Pesawat Pengebom Siluman B-21 Seharga Rp 10,7 T
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) akan meluncurkan pesawat pengebom siluman berteknologi tinggi terbaru, B-21 Raider pada Jumat (2/12) waktu setempat. Pesawat pengebom siluman terbaru ini disebut bisa membawa senjata nuklir dan konvensional, serta dirancang untuk bisa terbang tanpa awak.
Seperti dilansir AFP, Jumat (2/12/2022), B-21 Raider yang merupakan pesawat pengebom terbaru AS dalam beberapa dekade terakhir ini akan secara bertahap menggantikan B-1 dan B-2 yang sudah beroperasi sejak era Perang Dingin.
Pembuatan B-21 dilaporkan menelan biaya hingga nyaris US$ 700 juta (Rp 10,7 triliun) per satu unit pesawat.
"B-21 akan menjadi tulang punggung kekuatan pengebom kita di masa depan. Pesawat itu akan memiliki jangkauan, akses dan muatan untuk menembus lingkungan paling penuh ancaman dan menempatkan target apa pun di seluruh dunia dalam risiko," sebut juru bicara Angkatan Udara AS Ann Stefanek.
- Menlu Rusia: AS-NATO Terlibat Langsung dalam Perang Ukraina!
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menuduh Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan aliansi NATO, telah terlibat secara langsung dalam perang berkelanjutan di Ukraina, dengan mengirimkan pasokan persenjataan dan melatih tentara-tentara Kiev.
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (2/12/2022), Lavrov dalam panggilan video dengan wartawan juga menjelaskan bahwa serangan rudal Rusia terhadap fasilitas energi Ukraina dan infrastruktur penting lainnya dimaksudkan untuk melemahkan potensi militer Ukraina dan menggagalkan pengiriman senjata Barat.
"Anda tidak seharusnya mengatakan bahwa AS dan NATO tidak ambil bagian dalam perang ini. Anda berpartisipasi langsung di dalamnya," tegas Lavrov dalam panggilan video dengan wartawan pada Kamis (1/12) waktu setempat.
"Dan tidak hanya dengan menyediakan senjata tetapi juga dengan melatih personel. Anda melatih militer mereka di wilayah Anda, di wilayah Inggris, Jerman, Italia dan negara-negara lainnya," sebutnya merujuk pada negara-negara Barat.
- PM Finlandia Blak-blakan, Perang Rusia Tunjukkan Eropa Tak Cukup Kuat!
Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin memberikan penilaian yang "sangat jujur" atas kemampuan Eropa di tengah perang Rusia di Ukraina. Dia blak-blakan mengatakan bahwa "kami tidak cukup kuat" untuk menghadapi Moskow sendirian.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/12/2022), dalam kunjungan ke Australia, Marin mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah mengungkap kelemahan Eropa dan kesalahan strategis dalam berurusan dengan Rusia.
"Saya harus sangat jujur, sangat jujur dengan Anda, Eropa tak cukup kuat saat ini. Kami akan berada dalam masalah tanpa Amerika Serikat," katanya kepada Lowy Institute di Sydney.
Marin bersikeras Ukraina harus diberikan "apa pun yang diperlukan" untuk memenangkan perang ini. Pemimpin Finlandia itu menambahkan bahwa Amerika Serikat telah berperan penting dalam memasok senjata, keuangan, dan bantuan kemanusiaan yang diperlukan Ukraina untuk menangkal kemajuan Rusia.