Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan kepada semua pihak untuk berhenti mengirimkan hadiah apa pun kepada dirinya. Anwar mencetuskan agar budaya memberi hadiah kepada pejabat tinggi harus dihentikan.
"Saya ingin mengingatkan semua orang untuk tidak lagi memberi saya hadiah dan praktik semacam itu harus dihentikan," tegas Anwar dalam pernyataan via Facebook seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Jumat (2/12/2022).
Dituturkan Anwar bahwa dirinya mengapresiasi niat baik dari semua pihak, namun dia juga menyebut praktik semacam itu tidak sesuai dengan etika kepemimpinan dan pemerintahan, serta membebani rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seruan itu disampaikan Anwar setelah sebelumnya menjadi sorotan karena terjepret kamera mengenakan sepatu hitam yang harganya diyakini melebihi 5.000 Ringgit atau setara Rp 17,5 juta.
Dalam komentarnya via Twitter, Anwar menjelaskan bahwa sepatu itu merupakan hadiah dari Sultan Johor Ibrahim Sultan Iskandar.
"(Sepatu) Itu merupakan hadiah dari Tuanku Sultan Johor dua tahun lalu. Boleh saja jika Anda ingin mempertanyakan saya, tapi hindari fitnah," tulisnya via Twitter.
Pernyataan publik soal sepatu mahal Anwar tetap mencuat di media sosial, meski pun beberapa waktu terakhir dia menolak untuk menggunakan mobil dinas merek Mercedes S600 yang disediakan oleh Departemen Perdana Menteri untuk bekerja.
Lihat juga video 'Tantangan Berat Anwar Ibrahim Pimpin Malaysia di Masa Sulit':
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Sebelumnya, Anwar mengumumkan sejumlah gebrakan dalam pemerintahannya. Selain menolak menggunakan mobil dinas mewah merek Mercedes S600, Anwar juga menolak gajinya sebagai PM Malaysia.
Anwar juga mengumumkan pembentukan kabinet ramping dan pemotongan gaji para menterinya, serta menyatakan akan menghentikan penunjukan menteri-menteri pada kabinet pemerintahannya sebagai bentuk penghargaan.
Tidak hanya itu, dia juga meminta agar proyek pengadaan yang dipertanyakan dan disetujui tanpa adanya tender tidak boleh lagi terjadi di bawah pemerintahannya. Dalam rapat dengan para staf Departemen Perdana Menteri, Anwar menyatakan tidak boleh ada ruang untuk kebocoran dan korupsi dalam sektor publik.