Rentetan serangan rudal menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv dan kota-kota lainnya pada Senin (10/10). Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan "sangat terkejut" dengan serangan rudal yang dilancarkan Rusia tersebut.
"Tindakan seperti itu tak punya tempat di abad ke-21. Saya mengutuknya dengan sekeras-kerasnya," tulis Borrell di Twitter.
"Kami mendukung Ukraina. Dukungan militer tambahan dari UE sedang dalam perjalanan," katanya, tampaknya mengacu pada pendanaan tahap baru yang akan disetujui oleh UE untuk pengeluaran militer untuk Ukraina.
Serangan rudal yang menghantam banyak kota di Ukraina, termasuk Kyiv pada Senin (10/10) dan menyebabkan sejumlah orang tewas dan terluka. Rentetan serangan rudal ini terjadi sehari setelah Moskow menyalahkan Ukraina atas ledakan di jembatan yang menghubungkan Crimea ke Rusia.
"Ukraina berada di bawah serangan rudal. Ada informasi tentang serangan di banyak kota di negara kita," kata Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor presiden, di media sosial, seraya menyerukan penduduk untuk "tetap berada di tempat perlindungan".
Di Kyiv, wartawan AFP mendengar beberapa ledakan keras mulai sekitar pukul 08:15 waktu setempat saat jam sibuk Senin pagi.
Sebelumnya, serangan terakhir Rusia di Kyiv terjadi pada 26 Juni lalu.
Seorang wartawan AFP di ibu kota Ukraina itu mengatakan salah satu proyektil mendarat di dekat taman bermain anak-anak, dan asap mengepul dari kawah besar di lokasi tumbukan.
Beberapa pohon dan bangku di dekatnya hangus akibat ledakan, sementara beberapa ambulans telah tiba di daerah itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan komentar keras setelah rentetan serangan rudal tersebut. Zelensky menuduh Rusia ingin membinasakan dan menghapus negaranya dari muka bumi.
Lihat juga Video: Serangan di Kiev Tewaskan 8 Orang
(ita/ita)