Gas Air Mata di Tragedi Maut Kanjuruhan Disorot Dunia

Gas Air Mata di Tragedi Maut Kanjuruhan Disorot Dunia

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 04 Okt 2022 07:08 WIB
Police officers and soldiers stand amid tear gas smoke after clashes between fans during a soccer match at Kanjuruhan Stadium in Malang, East Java, Indonesia, Saturday, Oct. 1, 2022. Panic following police actions left over 100 dead, mostly trampled to death, police said Sunday. (AP Photo/Yudha Prabowo)
Suasana kericuhan di Stadion Kanjuruhan (Foto: AP/Yudha Prabowo)
Jakarta -

Penggunaan gas air mata saat kericuhan pecah di Stadion Kanjuruhan, Malang, disorot dunia. Tragedi Kanjuruhan itu menyebabkan 125 orang tewas.

Tragedi itu terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam. Kericuhan pecah usai Arema FC kalah dari Persebaya dalam laga Liga 1.

Sejumlah penonton awalnya masuk ke lapangan. Kericuhan kemudian pecah dan penonton yang masuk ke lapangan juga bertambah. Polisi lalu melepaskan gas air mata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, mengatakan anggotanya menggunakan gas air mata untuk mengendalikan suporter Arema FC yang masuk ke lapangan. Nico menyebut suporter Arema FC telah bertindak anarkis.

"Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain," kata Noco dalam konferensi pers di POlres Malang, Minggu (2/10/2022).

ADVERTISEMENT

"Dalam prosesnya itu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan sampai dilakukan (penembakan) gas air mata karena sudah anarkis, sudah menyerang petugas, merusak mobil, dan akhirnya kena gas air mata," sambungnya.

Usai gas air mata ditembakkan, para penonton yang berada di lapangan dan tribun berhamburan. Para penonton pun berdesakan untuk keluar stadion hingga diduga kekurangan oksigen.

Duka atas tragedi Kanjuruhan itu pun dirasakan dunia. Berbagai pihak, termasuk klub-klub sepak bola di luar negeri turut menyampaikan belasungkawa.

Dilansir BBC, Senin (3/10/2022), para pemain Manchester United dan Manchester City memakai pita hitam pada lengan mereka saat berlaga dalam pertandingan Liga Primer pada Minggu (2/10) sebagai tanda dukacita atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Sejumlah klub Liga Primer lainnya, termasuk Arsenal, Liverpool, Chelsea, dan Tottenham Hotspur juga menyampaikan 'duka mendalam atas tragedi tersebut' lewat akun media sosial mereka.

Duka mengalir dari Manchester hingga Madrid untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan MalangDuka mengalir dari Manchester hingga Madrid untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Foto: BBC World

Di Spanyol, kompetisi La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol sepakat klub-klub akan melakukan mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan hari Minggu (2/10). Para pemain dalam pertandingan Real Madrid CF kontra Osasuna tampak berangkulan seraya mengheningkan cipta sesaat sebelum laga dimulai Estadio Santiago Bernabeu.

Mengheningkan cipta juga dilakukan sebelum pertandingan antara Espanyol dan Sevilla FC di Stadion RCDE, Barcelona. Pernyataan dari La Liga menyebutkan mengheningkan cipta dilakukan sebagai 'tanda duka cipta kepada rakyat Indonesia, khususnya bagi keluarga korban meninggal dan menghaturkan cepat sembuh bagi yang terluka'.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak Video: Komisi X DPR Soroti Bom Asap-Pentungan di Tragedi Kanjuruhan

[Gambas:Video 20detik]



Asosiasi sepak bola Jerman dan Serie A Italia juga mengungkap dukacita melalui Twitter. Duka juga mengalir dari para pemain di Eredivisie Belanda.

Sebelum laga antara NEC Nijmegen dan Feyenoord FC digelar, para pemain, ofisial, dan para penonton di Stadion De Goffert terlihat menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan terhadap para korban di Stadion Kanjuruhan Malang. Di Indonesia, para pendukung berbagai klub Liga 1 mengadakan acara doa bersama di daerah masing-masing.

Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.

Para pendukung PSIS Semarang, misalnya, berkumpul di Stadion Jatidiri pada Minggu (2/10) guna berdoa dan berbela sungkawa untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.

Di Jakarta, kumpulan dari berbagai pendukung klub sepak bola Indonesia bergabung di depan kantor Kemenpora guna berbelasungkawa terhadap para korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang sekaligus mendesak pemerintah menginvestigasi kejadian yang menewaskan 125 orang tersebut.

Dilansir ABC Australia, Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai "hari buruk bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan tragedi yang sulit dibayangkan".

Paus Fransiskus turut menyampaikan ucapan belasungkawa dan mendoakan para korban tragedi stadion Kanjuruhan, Malang.

"Saya juga berdoa untuk mereka yang kehilangan nyawa dan terluka dalam bentrokan yang pecah setelah pertandingan sepak bola di Malang di Indonesia," kata Paus Fransiskus seperti dilansir situs Vatikan.

Hal tersebut disampaikan Paus Fransiskus setelah Doa Angelus (Doa Malaikat Tuhan) pada Minggu (2/10) di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Roma.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sorotan Atas Penggunaan Gas Air Mata di Stadion

Penggunaan gas air mata oleh personel kepolisian saat situasi rusuh di dalam Stadion Kanjuruhan itu menjadi sorotan dunia. Salah satu media terkemuka Amerika Serikat (AS), The Washington Post, menyoroti soal penggunaan gas air mata dalam artikelnya berjudul 'Tear gas use by Indonesian police questioned in wake of mass fatality soccer tragedy'.

"Sejumlah saksi mata menuturkan kepada The Washington Post bahwa personel keamanan menembakkan gas air mata secara langsung dan tanpa pandang bulu ke arah kerumunan orang," tulis The Washington Post dalam artikelnya tersebut.

The Washington Post juga mengutip pernyataan Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nico Afinta yang mengonfirmasi bahwa polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

"Pedoman yang ditetapkan oleh FIFA -- badan pengatur sepakbola internasional -- secara khusus mengecualikan penggunaan 'gas pengendali massal'," sebut artikel The Washington Post itu.

Media terkemuka AS lainnya, New York Times (NYT), dalam artikelnya berjudul 'Fans Fled as Police Fired Tear Gas, Causing Deadly Rush For Exits' juga mengulas soal penggunaan gas air mata dalam tragedi Stadion Kanjuruhan yang menjadi pemberitaan global tersebut.

"Penggemar sepakbola di Indonesia bergegas ke lapangan setelah sebuah pertandingan sepakbola profesional pada Sabtu (1/10) malam, mendorong polisi untuk menembakkan gas air mata ke kerumunan yang padat dan memicu desak-desakan yang menewaskan sedikitnya 125 orang, kata para pejabat setempat," tulis NYT.

"Organisasi-organisasi hak asasi manusia mengecam penggunaan gas air mata, yang dilarang oleh FIFA, badan pengatur sepakbola. Para saksi mata mengatakan bahwa gas beberapa kali ditembakkan tanpa pandang bulu ke tribun penonton, yang memaksa kerumunan yang kelebihan kapasitas untuk bergegas ke pintu keluar," imbuh NYT dalam artikelnya

Ulasan soal tragedi Kanjuruhan dan penggunaan gas air mata oleh polisi juga dibahas media-media internasional lainnya, seperti The Guardian, Sky News, dan NBC News.

"Polisi dan penyelenggara pertandingan disoroti setelah polisi menembakkan gas air mata merespons penggemar yang rusuh," tulis media Inggris, The Guardian dalam artikelnya berjudul '125 dead after crowd crush at Indonesian football match'.

"Sedikitnya 125 orang tewas dalam kerusuhan saat pertandingan sepakbola di Indonesia, yang sebagian besar tewas terinjak-injak setelah polisi menembakkan gas air mata, dalam salah satu bencana olahraga terburuk di dunia," demikian Sky News mengawali artikelnya berjudul 'Indonesia football disaster: At least 125 killed after riot and stampede at match as tear gas fired'.

"Perhatian dengan segera terfokus pada penggunaan gas air mata oleh polisi, yang dilarang di stadion sepakbola oleh FIFA, badan pengatur sepakbola dunia, yang menyebut insiden itu 'tragedi di luar pemahaman'," tulis NBC News dalam artikelnya berjudul 'Stampede triggered by tear gas leaves 125 dead after Indonesia soccer match'.

Sebagai informasi, FIFA melarang gas air mata digunakan ataupun dibawa ke area pertandingan sepakbola. Hal itu tertera dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations. Dalam pasal 19 huruf b regulasi FIFA itu tertulis 'No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used'.

Halaman 2 dari 3
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads