Sekutu Putin Makin Kobarkan Momok Serangan Nuklir di Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 27 Sep 2022 16:10 WIB
Dmitry Medvedev (dok.Sputnik/Valentin Yegorshin/Pool via REUTERS)
Moskow -

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, secara gamblang meningkatkan momok serangan nuklir di Ukraina. Medvedev melontarkan ancaman baru soal penggunaan senjata nuklir dalam operasi militer Rusia di Ukraina.

Seperti dilansir Reuters dan The Guardian, Selasa (27/9/2022), Medvedev yang kini menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia -- diketuai Putin-- menegaskan Rusia memiliki hak untuk mempertahankan wilayahnya dengan senjata nuklir jika didorong melampaui batas. Dia juga menegaskan bahwa hal tersebut 'bukan gertakan'.

"Jika ancaman terhadap Rusia melebihi batasan bahaya yang ditetapkan, kami harus merespons. Tanpa meminta izin siapapun, tanpa konsultasi panjang. Dan ini jelas bukan gertakan," tegas Medvedev, yang menjabat Presiden Rusia tahun 2008-2012.

Putin, pada Rabu (21/9) pekan lalu, mengumumkan mobilisasi militer parsial dan mendukung rencana menganeksasi sejumlah wilayah Ukraina melalui referendum. Saat itu, Putin juga memperingatkan Barat bahwa dirinya tidak menggertak ketika menyatakan siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan Rusia.

Dalam pernyataan yang disampaikan via Telegram, Medvedev secara spesifik mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss, yang disebutnya 'menuntut agar Rusia memindahkan tangan dari tombol nuklir'.

Medvedev meyakini Barat tidak akan membantu Ukraina atau melakukan pembalasan jika Rusia memang menggunakan senjata nuklir.

"Mari kita bayangkan bahwa Rusia terpaksa menggunakan senjata paling menakutkan terhadap rezim Ukraina, yang telah melakukan aksi agresi skala besar, yang berbahaya bagi keberadaan negara kita. Saya yakin NATO tidak akan secara langsung campur tangan dalam konflik, bahkan dalam situasi ini," cetusnya.

Simak juga video 'Warga Rusia Menari Tolak Mobilisasi, Setelah Itu Ditangkap':






(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork