Putin Ancam Pakai Senjata Nuklir di Ukraina, AS Balik Mengancam

Putin Ancam Pakai Senjata Nuklir di Ukraina, AS Balik Mengancam

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 26 Sep 2022 09:06 WIB
FILE - President Joe Biden meets with Russian President Vladimir Putin, June 16, 2021, in Geneva, Switzerland. Biden and Putin are scheduled to speak Thursday, Dec. 30, as the Russian leader has stepped up his demands for security guarantees in Eastern Europe. (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Joe Biden dan Vladimir Putin saat bertemu di Jenewa pada Juni tahun lalu (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) kembali memperingatkan Rusia bahwa 'konsekuensi bencana' akan menimpa negara itu jika nekat menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. AS menegaskan akan ada tindakan tegas yang diambil jika senjata nuklir taktis Rusia sungguh-sungguh digunakan di Ukraina.

Seperti dilansir Reuters dan The Guardian, Senin (26/9/2022), peringatan untuk Rusia itu disampaikan Penasihat Keamanan AS Jake Sullivan dalam wawancara dengan program televisi NBC 'Meet the Press' pada Minggu (25/9) waktu setempat.

Pernyataan Sullivan itu menegaskan kembali tanggapan sebelumnya dari Gedung Putih di bawah Presiden Joe Biden di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ancaman Presiden Vladimir Putin soal penggunaan senjata nuklir, semakin berbahaya untuk diwujudkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah berkomunikasi secara langsung, secara pribadi dan pada level yang sangat tinggi kepada Kremlin bahwa setiap penggunaan senjata nuklir akan berhadapan dengan konsekuensi bencana bagi Rusia, bahwa AS dan sekutu-sekutunya akan merespons dengan tegas," demikian penegasan Sullivan.

"Kami telah jelas dan spesifik soal apa yang akan diperlukan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sullivan menyebut bahwa Putin telah 'melambaikan kartu nuklir di berbagai titik dalam konflik ini'. Dia menegaskan bahwa hal itu menjadi masalah 'yang dianggap sangat serius karena ini adalah persoalan dengan keseriusan yang tertinggi -- kemungkinan penggunaan senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II'.

Peringatan terbaru dari AS itu dilontarkan setelah ancaman nuklir terselubung disampaikan Putin dalam pidatonya pada Rabu (21/9) lalu. Saat itu, Putin menyatakan Rusia akan menggunakan senjata apapun untuk mempertahankan wilayahnya.

"Mereka yang berusaha memeras kami dengan senjata nuklir seharusnya mengetahui bahwa angin juga bisa berbelok ke arah mereka," ucap Putin dengan nada memperingatkan, pekan lalu, seperti dilansir AFP. "Ini bukan gertakan," tegas Putin.

Lihat video 'Rusia Sebut Ukraina Berupaya Serang PLTN Terbesar di Eropa dengan Drone':

[Gambas:Video 20detik]



Dalam pernyataan terpisah pada Sabtu (24/9) waktu setempat, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyebut bahwa wilayah-wilayah Ukraina yang tengah menggelar referendum akan mendapatkan perlindungan penuh jika dianeksasi oleh Moskow

Empat wilayah di Ukraina bagian timur itu diketahui tengah menggelar pemungutan suara dalam referendum untuk bergabung dengan Rusia hingga Selasa (27/9) besok. Keempat wilayah itu adalah Luhansk, Kherson, kemudian sebagian wilayah Donetsk dan Zaporizhshia.

Hasil referendum dinilai akan memenuhi keinginan Moskow dan parlemen Rusia dilaporkan akan segera mengambil langkah untuk meresmikan aneksasi dalam hitungan hari. Dengan memasukkan empat wilayah Ukraina itu ke dalam wilayah Rusia, maka Kremlin bisa melontarkan dalih bahwa upaya merebut kembali wilayah-wilayah itu sebagai serangan terhadap Rusia sendiri -- menjadi ancaman bagi Kiev dan Barat.

Dalam pernyataan terbaru, Lavrov kembali mengulangi klaim palsu Moskow untuk membenarkan invasi, yakni bahwa pemerintah terpilih di Kiev berkuasa secara tidak sah dan dipenuhi neo-Nazi.

Saat ditanya wartawan apakah Rusia akan memiliki alasan untuk menggunakan senjata nuklir demi mempertahankan wilayah yang dianeksasi, Lavrov menjawab bahwa wilayah Rusia, termasuk wilayah yang 'akan ditetapkan' dalam konstitusi Rusia di masa depan, 'berada di bawah perlindungan penuh negara'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/zap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads