- Rusia Gelar Referendum di 4 Wilayah, Ukraina Sebut Warga Dipaksa
Referendum yang digelar Rusia dalam upaya mencaplok empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Moskow, menuai kecaman. Para pejabat Ukraina menyebut warga di wilayah yang dikuasai Moskow dipaksa mengikuti referendum yang tengah berlangsung dan akan berlanjut hingga Selasa (27/9) mendatang.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (24/9/2022), para pejabat Ukraina melaporkan bahwa warga dilarang meninggal sejumlah area-area yang diduduki pasukan Rusia hingga pemungutan suara dalam referendum itu berakhir pekan depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa sekelompok pasukan bersenjata mendatangi rumah-rumah warga dan para pekerja diancam akan dipecat jika tidak berpartisipasi dalam referendum itu.
- Biden Ancam Konsekuensi Berat Jika Rusia Caplok Wilayah Ukraina!
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Rusia bahwa akan ada konsekuensi 'cepat dan berat' jika Moskow memanfaatkan referendum untuk mencaplok wilayah Ukraina. Biden menyebut referendum yang tengah berlangsung di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia itu sebagai 'palsu'.
"Referendum Rusia adalah palsu -- dalih palsu untuk mencoba mencaplok bagian-bagian wilayah Ukraina dengan paksa dalam pelanggaran yang mencolok terhadap hukum internasional," sebut Biden dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (24/9/2022).
"Kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra-mitra kami untuk memberikan kerugian ekonomi yang cepat dan parah pada Rusia," cetusnya.
- Apa yang Terjadi Jika Putin Pakai Senjata Nuklir di Ukraina?
Ancaman yang dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina jika 'integritas teritorial' Moskow terancam, telah memicu diskusi mendalam di Barat soal bagaimana meresponsnya.
"Mereka yang berusaha memeras kami dengan senjata nuklir seharusnya mengetahui bahwa angin juga bisa berbelok ke arah mereka," ucap Putin dengan nada memperingatkan, dalam pernyataan yang disampaikan pekan ini.
"Ini bukan gertakan," tegas Putin.
Namun para pengamat tidak meyakini bahwa Putin bersedia menjadi yang pertama untuk mengerahkan senjata nuklir, sejak Amerika Serikat (AS) membombardir Jepang dengan nuklir tahun 1945 silam.
(nvc/nvc)