Korban tewas akibat gempa bumi kuat di Papua Nugini bertambah menjadi tujuh orang pada Senin (12/9). Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring tim penyelamat mulai menjangkau komunitas terpencil yang dilanda tanah longsor.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (12/9/2022), Komisaris Polisi David Manning mengatakan para korban gempa dengan Magnitudo (M) 7,5 itu, telah ditemukan di seluruh bagian utara negara itu, di mana terjadi kerusakan yang meluas pada rumah dan infrastruktur.
Gempa bumi yang terjadi pada Minggu (11/9) tersebut telah memicu serangkaian tanah longsor yang mematikan.
Manning mengatakan, tiga penambang aluvial terkubur hidup-hidup di dekat pemukiman Wau dan empat lainnya meninggal di beberapa lokasi di provinsi Morobe dan Madang.
Kelompok misionaris dan perusahaan penerbangan swasta telah berusaha menjangkau komunitas yang terisolasi dan mengangkut yang terluka ke tempat yang aman.
Pengintaian udara oleh Mission Aviation Fellowship menunjukkan "pergeseran yang terlihat di daerah Nankina dan beberapa masih aktif tergelincir", demikian menurut Tim Penanggulangan Bencana Papua Nugini PBB.
Banyak orang dikhawatirkan telah mengungsi tetapi penilaian awal di lapangan masih samar.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Papua Nugini Valachie Quagliata mengatakan kondisi daerah pegunungan yang berat telah membuat akses sulit, dengan daerah yang terkena dampak terburuk tidak dapat diakses dengan mobil.
Menurut penilaian PBB, gempa bumi merusak pembangkit listrik tenaga air Ramu yang "mengakibatkan pemadaman sistem total di seluruh provinsi Dataran Tinggi, Madang, dan Morobe".
"Akan ada gangguan besar pada listrik ke depan," kata Quagliata.
(ita/ita)