Pentagon: Rusia Kesulitan Rekrut Tentara untuk Bertempur di Ukraina

Pentagon: Rusia Kesulitan Rekrut Tentara untuk Bertempur di Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 30 Agu 2022 12:24 WIB
FILE - Russian army soldiers march during an action in support for the soldiers involved in the military operation in Ukraine, at the Mamaev Kurgan, a World War II memorial in Volgograd, Russia, July 11, 2022. Russian President Vladimir Putin has on Thursday, Aug. 25 ordered the Russian military to increase the size of the countrys armed forces by 137,000 amid Moscow’s military action in Ukraine. (AP Photo/Alexandr Kulikov, file)
Ilustrasi tentara Rusia (AP Photo/Alexandr Kulikov, file)
Washington DC -

Rusia dilaporkan mengalami kesulitan dalam merekrut lebih banyak tentara untuk bertempur di Ukraina dengan invasinya terus berlanjut. Moskow bahkan harus mencari calon tentara dari penjara-penjara setempat, dengan kebanyakan yang direkrut berusia lebih tua, dalam kondisi buruk dan kurang pelatihan.

Seperti dilansir AFP, Selasa (30/8/2022), informasi itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), yang enggan disebut namanya, kepada wartawan pada Senin (29/8) waktu setempat.

Pejabat senior Pentagon itu menyinggung dekrit terbaru yang dirilis Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu, yang isinya memerintahkan penambahan jumlah tentara Rusia hingga 10 persen, dengan totalnya akan mencapai 1,15 juta personel, mulai Januari tahun depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Upaya ini kecil kemungkinan untuk berhasil, karena Rusia secara historis tidak memenuhi target personel dan kekuatan," sebut pejabat senior Pentagon itu, sembari menekankan bahwa Moskow mengalami kemunduran signifikan dan kehilangan banyak tentara selama enam bulan menginvasi Ukraina.

"Rusia telah mulai berupaya memperluas upaya-upaya perekrutan," ucap pejabat Pentagon itu kepada wartawan setempat.

ADVERTISEMENT

"Mereka telah melakukan sebagian dengan menghapus batasan usia atas untuk anggota baru, dan juga dengan merekrut para tahanan. Banyak dari anggota baru ini terlihat lebih tua, tidak bugar dan tidak terlatih," ungkap pejabat senior Pentagon tersebut.

Kesimpulan Pentagon, menurut pejabat senior itu, adalah setiap anggota baru yang direkrut mungkin tidak secara efektif memperluas kekuatan tempur secara keseluruhan pada akhir tahun ini.

Bahkan sebelum perang terjadi, sebut pejabat senior Pentagon, Angkatan Bersenjata Rusia mungkin kekurangan sekitar 150.000 personel dari target mereka 1 juta tentara.

Pada awal Agustus, Wakil Menteri Pertahanan AS Colin Kahl memperkirakan sekitar 70.000 - 80.000 tentara Rusia tewas atau mengalami luka-luka dalam pertempuran di Ukraina sejak invasi dilancarkan pada 24 Februari lalu.

(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads