Putin Perintahkan Jumlah Tentara Rusia Ditambah di Tengah Invasi Ukraina

Putin Perintahkan Jumlah Tentara Rusia Ditambah di Tengah Invasi Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 27 Agu 2022 18:44 WIB
Russian President Vladimir Putin attends a meeting in Moscow, Russia, Thursday, Aug. 25, 2022. Russian President Vladimir Putin has ordered the Russian military to increase the size of the countrys armed forces by 137,000 amid Moscows military action in Ukraine. (Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militer Rusia untuk menambah jumlah personelnya di tengah operasi militer yang tengah berlangsung di Ukraina. Perintah Putin menginstruksikan penambahan sebanyak 137.000 tentara, sehingga totalnya saat ini akan menjadi 1,15 juta tentara Rusia.

Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (27/8/2022), perintah untuk menambah jumlah tentara Rusia itu diberikan Putin lewat sebuah dekrit yang diumumkan pada Kamis (25/8) waktu setempat dan akan berlaku efektif pada 1 Januari.

Tidak dijelaskan secara spesifik apakah penambahan tentara Rusia akan dilakukan dengan merekrut lebih banyak tentara wajib militer atau menambah jumlah tentara sukarelawan atau kombinasi keduanya. Namun sejumlah pengamat militer Rusia memperkirakan militer Moskow akan sangat bergantung pada sukarelawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dekrit Putin itu juga berarti menambah jumlah keseluruhan personel militer Rusia menjadi 2.039.758 personel, yang mencakup 1.150.628 tentara aktif.

Perintah Putin sebelumnya menempatkan jumlah personel militer Rusia total sebesar 1.902.758 personel, mencakup 1.013.628 tentara pada awal tahun 2018.

ADVERTISEMENT

Kremlin sebelumnya menyatakan bahwa hanya tentara kontrak sukarelawan yang dikerahkan dalam 'operasi militer khusus' di Ukraina, yang sekaligus membantah tuduhan Moskow mengerahkan mobilisasi militer.

Media-media Rusia dan organisasi non-pemerintah menyebut Rusia berusaha meningkatkan jumlah tentaranya dalam operasi militer di Ukraina dengan merekrut lebih banyak tentara sukarelawan, melibatkan kontraktor militer swasta dan bahkan menawarkan amnesti untuk para narapidana dengan imbalan tugas militer.

Otoritas-otoritas regional juga berupaya meningkatkan jumlah pasukan, dengan membentuk batalion sukarelawan untuk dikerahkan ke Ukraina.

Simak Video: 6 Bulan Rusia Invasi Ukraina, PBB: Tak Ada Tanda Akan Mereda

[Gambas:Video 20detik]




Menanggapi dekrit Putin, seorang pensiunan Kolonel Viktor Murakhovsky menyebut dekrit itu mencerminkan tekanan dalam mengisi barisan di tengah operasi militer yang berlangsung di Ukraina. Berbicara kepada outlet berita online RBC, Murakhovsky menilai Kremlin kemungkinan besar akan tetap bergantung pada tentara sukarelawan.

Dia juga memprediksi bahwa tentara sukarelawan akan menjadi pilihan dalam meningkatkan jumlah tentara Rusia seperti yang diperintahkan Putin.

Seorang pakar militer Rusia lainnya, Alexei Leonkov, menyebut otoritas Moskow tidak akan memperluas wajib militer dan akan menambah jumlah tentara dengan merekrut lebih banyak tentara kontrak.

"Peralatan militer baru telah menjadi semakin kompleks, dan orang-orang yang mengoperasikannya membutuhkan pelatihan setidaknya selama tiga tahun. Wajib militer tidak akan membantu, jadi tidak akan ada peningkatan jumlah wajib militer," sebutnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads