Pemimpin baru untuk badan intelijen Israel, Mossad, Roman Gofman, terekam kamera sedang bertempur seorang diri melawan para petempur Hamas saat serangan 7 Oktober 2023 lalu, sebelum akhirnya melarikan diri dari gempuran Hamas.
Rekaman video yang menunjukkan momen tersebut, seperti dilansir Palestine Chronicle dan Roya News, Rabu (10/12/2025), disiarkan ulang oleh media-media lokal Israel pekan ini. Dalam video lama itu, Gofman masih berpangkat Brigadir Jenderal dan menjabat sebagai komandan pangkalan militer Tze'elim.
Laporan The Times of Israel menyebut bahwa Gofman pada saat itu bergegas ke markasnya dari rumahnya di area Ashdod setelah muncul laporan pertama tentang serangan roket.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman video, yang tampaknya diambil dari CCTV lalu lintas, menunjukkan Gofman tiba di persimpangan Sha'ar HaNegev, yang pada saat itu menjadi tempat puluhan petempur Hamas mengambil posisi dan menembaki mobil-mobil yang lewat.
Terlihat dalam cuplikan rekaman video itu ketika Gofman yang bersenjatakan sebuah senapan, tanpa mengenakan perlengkapan pelindung, melepaskan tembakan di persimpangan Sha'ar HaNegev di dekat permukiman Sderot, yang terletak di dalam area yang disebut "Kantong Gaza".
Tampak Gofman terlibat baku tembak dengan para petempur Hamas, sebelum akhirnya dia terlihat berlari dan kabur dari lokasi saat dihujani tembakan. Gofman sempat terkena tembakan di bagian kakinya saat berlari meninggalkan area tersebut.
Menurut laporan media-media lokal Israel, Gofman mengalami luka-luka dalam pertempuran dengan Hamas pada saat itu dan mendapatkan perawatan medis di Pusat Medis Barzilai yang ada di Ashkelon.
Kantor PM Israel mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Gofman memang mengalami "cedera serius" dalam bentrokan dengan petempur Hamas di sekitar Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Menurut The Times of Israel, Gofman menjadi perwira paling senior Angkatan Bersenjata Israel (IDF) yang mengalami luka-luka dalam serangan Hamas.
Nama Gofman, yang kini berpangkat Mayor Jenderal, mencuat baru-baru ini setelah dia ditunjuk oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk menempati jabatan kepala Mossad, menggantikan David Barnea yang mengakhiri masa jabatannya pada Juni 2026 mendatang.
Sebelum ditunjuk untuk jabatan barunya pada Kamis (4/12), Gofman menjabat sebagai sekretaris militer Netanyahu. Penunjukan Gofman yang sama sekali tidak memiliki latar belakang intelijen sebagai pemimpin baru Mossad, menuai kritikan.
Para pejabat keamanan Israel menyebut kurangnya keahlian intelijen Gofman sebagai kekhawatiran utama. Channel 13 Israel bahkan mengindikasikan bahwa penunjukannya dapat memicu gelombang pengunduran diri di kalangan aparat keamanan Tel Aviv.
Terlepas dari itu, penunjukan Gofman sebagai pemimpin Mossad masih membutuhkan persetujuan Komite Penasihat untuk Pengangkatan Pejabat Senior.
Saksikan Live DetikSore:











































