Inggris melayangkan protes keras kepada Rusia setelah seorang warganya yang merupakan pekerja kemanusiaan dilaporkan tewas dalam tahanan separatis pro-Moskow di Ukraina. Separatis pro-Rusia bersikeras menyebut warga Inggris yang tewas itu merupakan tentara bayaran.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (16/7/2022), Kementerian Luar Negeri Inggris memanggil Duta Besar Rusia di London, Andrei Kelin, pada Jumat (15/7) untuk menyampaikan 'keprihatinan mendalam' atas laporan meninggalnya soal relawan kemanusiaan asal Inggris di wilayah Ukraina yang dikuasai separatis pro-Moskow.
"Saya terkejut mendengar laporan kematian pekerja kemanusiaan Inggris, Paul Urey, saat berada dalam tahanan proxy Rusia di Ukraina. Rusia harus memikul tanggung jawab penuh untuk ini," tegas Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," cetusnya.
Seorang pejabat perwakilan Republik Rakyat Donetsk (DPR), Darya Morozova, mengungkapkan dalam pernyataan via Telegram bahwa Urey 'meninggal pada 10 Juli' dan bahwa dia menderita diabetes.
Kematian Urey juga dikonfirmasi oleh badan amal Inggris, Presidium Network, yang menyebutnya sebagai relawan kemanusiaan dan menyangkal dia memiliki latar belakang militer.
Truss dalam pernyataannya juga menyebut bahwa Urey 'berada di Ukraina untuk berusaha dan membantu rakyat Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia yang tidak beralasan'.
"Pemerintah Rusia dan proxy-nya terus melakukan kekejaman," sebutnya. "Mereka yang bertanggung jawab atas dimintai pertanggungjawaban. Pikiran saya bersama keluarga dan teman-teman Urey pada saat mengerikan ini," imbuh Truss.
Separatis pro-Rusia bersikeras menyebut Urey sebagai tentara 'profesional' dan pernah terlibat dalam konflik di Afghanistan, Irak, Libya dan Ukraina. Urey yang berusia 45 tahun ini ditahan dan didakwa melakukan 'aktivitas tentara bayaran' oleh otoritas separatis pro-Moskow di Donetsk.
Dalam pernyataannya, Morozova menyebut Urey ikut terlibat dalam pertempuran di Ukraina dan merekrut serta melatih tentara-tentara bayaran lainnya sebelum ditangkap pada April lalu.
Lebih lanjut dituturkan oleh Morozova bahwa Urey menderita sejumlah penyakit kronis dan berada 'dalam kondisi psikologis yang tertekan'.
"Terlepas dari beratnya dugaan kejahatannya, Paul Urey diberi bantuan medis yang layak. Namun, kondisi diagnosisnya dan stress, dia meninggal dunia pada 10 Juli," sebut Morozova dalam pernyataannya.
Simak Video 'Kutukan Keras Zelensky Untuk Serangan Rudal Rusia di Vinnytsia':