Ukraina Tuduh Rusia Luncurkan Rudal dari Pembangkit Nuklir Terbesar Eropa

Ukraina Tuduh Rusia Luncurkan Rudal dari Pembangkit Nuklir Terbesar Eropa

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 16 Jul 2022 15:45 WIB
This image made from a video shows Zaporizhzhia nuclear plant in Enerhodar, Ukraine on Oct. 20, 2015. Russian forces pressed their attack on a crucial energy-producing city by shelling Europe’s largest nuclear plant early Friday, March 4, 2022, sparking a fire and raising fears that radiation could leak from the damaged power station. (AP Photo)
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina (dok. Zaporizhzhia nuclear power plant via AP)
KIev -

Otoritas Ukraina menuduh Rusia menggunakan pembangkit tenaga nuklir terbesar di Eropa sebagai pangkalan untuk menyimpan persenjataan, termasuk 'sistem rudal'. Pasukan Rusia disebut menggempur wilayah-wilayah Ukraina dari pembangkit tenaga nuklir itu.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (16/7/2022), pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia yang terletak di Dnipro, Ukraina bagian tenggara, dikuasai Rusia sejak awal-awal invasi pada akhir Februari lalu. Pasukan Rusia memegang kendali atas pembangkit nuklir itu meskipun operasionalnya masih dijalankan oleh para staf Ukraina.

Pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia dijuluki sebagai pembangkit tenaga nuklir terbesar di kawasan Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden badan nuklir Ukraina, Energoatom, Petro Kotin menyebut situasinya 'sangat tegang' dengan 500 tentara Rusia menguasai pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

"Para penjajah membawa mesin mereka ke sana, termasuk sistem rudal, yang dari sana mereka menggempur sisi lain Sungai Dnipro dan wilayah Nikopol," sebut Kotin merujuk pada kota lain di seberang Sungai Dnipro.

ADVERTISEMENT

"Mereka secara fisik menguasai perimeter. Mesin berat dan truk penjajah dengan persenjataan dan peledak tetap berada di wilayah pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia," ujarnya dalam wawancara dengan televisi setempat pada Jumat (15/7) waktu setempat.

"Tekanan pada penjajah untuk meninggalkan wilayah pembangkit itu tidaklah cukup," imbuh Kotin, sebelum melontarkan sindiran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"IAEA memainkan sejumlah permainan politik, menyeimbangkan antara Rusia dan Ukraina," ucapnya.

Simak juga 'Presiden Brasil Klaim Tahu Cara Selesaikan Perang Rusia-Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



IAEA sebelumnya mengatakan perlu mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan penting. Namun Kiev menentang rencana kunjungan itu, dengan Energoatom menyatakan kunjungan IAEA hanya akan melegitimasi pendudukan oleh 'teroris nuklir'.

Wilayah Zaporizhzhia yang menjadi lokasi pembangkit nuklir itu sebagian besar berada di bawah kendali pasukan Rusia. Pada Kamis (14/7) waktu setempat, separatis pro-Rusia di wilayah itu menyatakan mereka berencana menggelar referendum bergabung dengan Rusia tahun ini.

Belum ada tanggapan resmi Rusia atas tuduhan Ukraina ini.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads