Rusia mengumumkan penarikan pasukannya dari Pulau Ular, Ukraina pada Kamis (30/6) usai pertempuran demi pertempuran melawan pasukan Ukraina. Pemerintah Ukraina menyambut penarikan mundur Rusia tersebut.
"KABOOM! Tidak ada lagi pasukan Rusia di Pulau Ular. Angkatan Bersenjata kami melakukan pekerjaan dengan baik," kata penasihat kepresidenan Ukraina Andryi Yermak di Twitter seperti diberitakan AFP, Kamis (30/6/2022).
Komando militer selatan Ukraina menulis di Facebook bahwa pada malam hari Rusia "buru-buru mengevakuasi sisa-sisa garnisunnya" dari pulau itu setelah "serangan oleh unit artileri dan rudal kami".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa pulau itu "terbakar, terjadi ledakan-ledakan", dan memposting foto dari apa yang tampak sebagai pulau dengan kepulan asap yang mengepul.
Pulau Ular menjadi simbol perlawanan Ukraina setelah komunikasi radio menjadi viral di awal invasi Rusia, di mana tentara Ukraina menggunakan sumpah serapah untuk menolak permintaan sebuah kapal perang Rusia untuk menyerah.
Rusia menyebut penarikan pasukannya dari Pulau Ular sebagai "isyarat niat baik" untuk memungkinkan Ukraina mengekspor produk-produk pertanian.
"Pada 30 Juni, sebagai tanda niat baik, Angkatan Bersenjata Rusia menyelesaikan tugas mereka di Pulau Ular dan menarik garnisun yang ditempatkan di sana," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (30/6/2022).
Simak Video: Alasan Rusia Tarik Pasukan dari Pulau Ular Ukraina
Pengumuman itu muncul setelah Ukraina melancarkan beberapa serangan terhadap pasukan Rusia di pulau yang berada di Laut Hitam itu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan penarikan pasukannya dari Pulau Ular itu bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa "Rusia tidak menghalangi upaya PBB untuk mengatur koridor kemanusiaan untuk mengirimkan produk-produk pertanian dari Ukraina".
Kementerian menambahkan bahwa "bola sekarang ada di pihak Ukraina" dan menuduh negara pro-Barat itu masih belum melakukan pembersihan ranjau di pantai Laut Hitamnya.
Sebelumnya, Ukraina telah menuduh Rusia mencuri biji-bijian gandum di wilayah-wilayah yang didudukinya, tindakan yang disebut Ukraina dapat meningkatkan ancaman terhadap keamanan pangan global.