Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi bulan ini. Rencana kunjungan ini dinilai sangat kontras dengan sikap Biden sebelumnya yang sempat menyerukan agar Saudi dijadikan negara paria.
Seperti dilansir AFP, Jumat (3/6/2022), keputusan untuk berkunjung ke Saudi itu dilaporkan mencuat beberapa jam setelah Saudi membahas dua prioritas Biden dengan menyepakati kenaikan produksi minyak dan membantu memperpanjang gencatan senjata dalam konflik Yaman.
Laporan media-media terkemuka AS, seperti New York Times (NYT), Washington Post dan CNN, yang mengutip sumber-sumber anonim menyebutkan bahwa Biden akan melakukan kunjungan ke Saudi yang telah lama dirumorkan dalam rangkaian perjalanan yang akan datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN menyebut Biden akan bertemu pemimpin de-facto Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), dalam kunjungannya nanti. Diketahui bahwa MBS sebelumnya dituduh badan intelijen AS telah memerintahkan pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi tahun 2018 lalu.
Menanggapi laporan itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyatakan pihaknya tidak memiliki rencana perjalanan untuk diumumkan saat ini.
Namun dia juga menambahkan bahwa: "Presiden akan mencari peluang untuk terlibat dengan para pemimpin dari kawasan Timur Tengah."
Secara terpisah, seorang pejabat senior pemerintahan AS yang enggan disebut namanya menuturkan bahwa jika Biden 'menetapkan bahwa menjadi kepentingan Amerika Serikat untuk terlibat dengan seorang pemimpin asing dan bahwa keterlibatan semacam itu bisa memberikan hasil, maka dia akan melakukannya'.
Simak juga 'BTS yang Dipuji Biden Karena Suarakan 'Hentikan Anti-Asia'':
Meski tidak mengonfirmasi rencana kunjungan Biden, pejabat senior AS itu menyatakan kepada AFP bahwa 'tidak ada pertanyaan bahwa kepentingan yang penting terjalin dengan Arab Saudi'.
Rencana kunjungan ke Saudi itu dilaporkan akan berlangsung saat Biden melakukan rangkaian kunjungan untuk pertemuan puncak NATO di Spanyol dan G7 di Jerman bulan ini.
Dia juga diperkirakan akan mengunjungi Israel di mana, sama seperti di Saudi, dia akan menghadapi pertanyaan tajam soal diplomasi AS yang bergerak lamban dengan Iran, musuh dari Israel dan Saudi.
Diketahui bahwa saat mencalonkan diri sebagai Presiden AS, Biden menyerukan agar para pemimpin Saudi diperlakukan sebagai 'paria' setelah hubungan yang akrab antara Kerajaan Saudi dengan Presiden AS terdahulu, Donald Trump.
Trump sebagian besar melindungi Saudi dari konsekuensi setelah pembunuhan Khashoggi memicu kecaman internasional. Khashoggi yang juga seorang resident AS dan kerap menulis kritis soal MBS di media Washington Post, tewas dicekik dan dimutilasi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Sesaat usai menjabat, Biden merilis laporan intelijen AS yang menybut MBS mengizinkan pembunuhan Khashoggi dan pemerintahan AS di bawah Biden memberlakukan larangan visa untuk belasan warga Saudi yang diduga mengancam orang-orang yang dianggap membangkang.
Biden juga mengurangi dukungan untuk koalisi militer pimpinan Saudi di Yaman.