Zelensky menuturkan temuan pembunuhan massal di area-area yang diduduki Rusia pada awal-awal invasi, khususnya di luar Kiev, telah membuat upaya mengatur pembicaraan menjadi lebih sulit. Zelensky menegaskan dirinya mengesampingkan pembicaraan dengan pejabat-pejabat Rusia lainnya.
"Saya tidak bisa menerima pertemuan apapun dengan siapapun yang berasal dari Federasi Rusia, selain Presiden," tegas Zelensky merujuk pada Putin.
"Dan hanya dalam kasus ketika ada satu isu (di meja perundingan): menghentikan perang. Tidak ada alasan lainnya untuk pertemuan jenis lainnya," ujarnya.
Penasihat Kremlin Vladimir Medinsky sebelumnya menyampaikan Rusia tidak pernah menolak perundingan. Perundingan damai antara perunding Rusia dan Ukraina digelar secara rutin baik secara langsung maupun via tautan video sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
"Untuk bagian kami, kami siap melanjutkan dialog," tegas Medinsky yang juga perunding utama Rusia dalam wawancara dengan TV Belarusia, seperti dilansirAFP, Senin (23/5/2022).
"Pembekuan perundingan sepenuhnya inisiatif Ukraina," sebut Medinsky, sembari menambahkan bahwa 'bola sepenuhnya ada di tangan mereka (Ukraina-red)'.
Menteri Luar Negeri (Menlu) dari kedua negara telah bertemu untuk pembicaraan yang tidak menghasilkan apapun di Turki pada Maret lalu. Pembicaraan itu disusul dengan pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul yang juga gagal mencapai hasil konkret.
Zelensky dalam wawancara dengan televisi lokal Ukraina pekan lalu, lantas memperingatkan Rusia bahwa perang hanya bisa diselesaikan melalui 'diplomasi'.
"Akhir dari ini akan melalui diplomasi," cetus Zelensky.
"(Perang) Akan berdarah-darah, akan ada pertempuran, tapi hanya akan berakhir secara definitif melalui diplomasi," tegasnya.
(idn/idn)