Otoritas Irak menutup sementara gedung-gedung publik dan bandara setempat setelah badai pasir kembali datang menerjang awal pekan ini. Badai pasir ini tercatat sebagai badai pasir ke-9 yang menerjang wilayah Irak sejak pertengahan April lalu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (24/5/2022), juru bicara Kementerian Kesehatan Irak, Seif al-Badr, menuturkan kepada AFP bahwa lebih dari 1.000 orang dilarikan ke rumah sakit setempat karena mengalami gangguan pernapasan akibat badai pasir yang menerjang pada Senin (23/5) waktu setempat.
Dampak badai pasir juga dirasakan Kuwait, negara tetangga Irak, di mana penerbangan terpaksa dibatalkan untuk kedua kalinya pada bulan ini. Kota Riyadh di Arab Saudi juga dilanda badai pasir parah untuk kedua kali dalam sepekan terakhir, yang menutupi bangunan ikonik seperti Kingdom Centre dengan kabut abu-abu.
Ibu kota Baghdad sendiri, menurut koresponden AFP, diselimuti awan debu raksasa yang membuat jalanan yang biasanya ramai menjadi sepi dan bermandikan cahaya oranye yang mencekam. Sebelah selatan Baghdad, dekat kuil Syiah di kota Najaf, para penggembala mendapati diri mereka diselimuti partikel debu.
Perdana Menteri (PM) Irak Mustafa al-Khademi memerintahkan semua pekerjaan dihentikan sementara di institusi-institusi pemerintah, kecuali layanan kesehatan dan keamanan, dengan alasan 'kondisi iklim yang buruk dan datangnya badai pasir yang ganas'.
Lalu lintas di sejumlah bandara internasional di Baghdad, Arbil dan Najaf, terpaksa dihentikan sementara akibat badai pasir ini.
(nvc/idh)