Dituntut Mundur, Presiden Sri Lanka Ajak Oposisi Berbagi Kekuasaan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 04 Apr 2022 15:30 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) dan kakaknya, Mahinda Rajapaksa (kiri), yang menjabat PM (dok. AP Photo/Eranga Jayawardena, File)
Kolombo -

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menawarkan untuk berbagi kekuasaan dengan oposisi setelah unjuk rasa menuntut pengunduran dirinya semakin meluas. Rajapaksa dituntut mundur di tengah memburuknya krisis ekonomi Sri Lanka yang diwarnai kekurangan pangan, bahan bakar minyak dan obat-obatan.

Seperti dilansir AFP, Senin (4/4/2022), seruan Rajapaksa terhadap para legislator Sri Lanka disampaikan saat pasukan keamanan bersenjata lengkap dikerahkan untuk meredam aksi memprotes situasi yang diakui pemerintah sebagai kekurangan kebutuhan pokok terburuk sejak negara itu merdeka dari Inggris tahun 1948.

"Presiden mengundang seluruh partai politik dalam parlemen untuk menerima jabatan kabinet dan bergabung dalam upaya mencari solusi untuk krisis nasional," demikian pernyataan terbaru dari kantor Rajapaksa.

Ditekankan bahwa solusi untuk krisis yang semakin mendalam harus ditemukan 'dalam kerangka kerja demokrasi, dengan ratusan orang bergabung dalam unjuk rasa spontan di berbagai kota dan desa setempat.

Seruan berbagi kekuasaan itu disampaikan setelah 26 menteri kabinet pemerintahan Rajapaksa mengundurkan diri secara massal dalam rapat pada Minggu (3/4) tengah malam waktu setempat. Hanya kakak Rajapaksa, yakni Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, yang masih menjabat.

Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Ajith Cabraal juga bergabung dalam daftar pejabat tinggi yang mengundurkan diri massal itu.

Aktivitas perdagangan terhenti setelah beberapa detik bursa saham negara itu dibuka, dengan harga saham merosot di atas batasan lima persen yang memicu penghentian otomatis.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork