Donetsk dan Luhansk, Wilayah Ukraina Timur Diakui Kemerdekaan oleh Putin

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 23 Feb 2022 10:31 WIB
Donetsk dan Luhansk, Wilayah Ukraina Timur Diakui Kemerdekaan Putin - Prajurit Ukraina memindai barang-barang warga yang hendak menyebrang ke wilayah Donetsk-Luhansk (Foto: AP/Vadim Ghirda)
Jakarta -

Donetsk dan Luhansk adalah dua wilayah di Ukraina timur yang baru saja diakui kemerdekaannya oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya percaya perlu untuk mengambil keputusan yang sudah lama tertunda, untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," katanya dilansir AFP.

Putin turut menuntut Ukraina mengakhiri operasi militernya terhadap pasukan pro-Moskow.

"Kami menuntut segera diakhirinya operasi militer," kata Putin.

"Jika tidak, semua tanggung jawab untuk kemungkinan kelanjutan pertumpahan darah akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab rezim yang berkuasa di Ukraina," tambahnya.

Berikut serba-serbi tentang Donetsk dan Luhansk yang baru diakui kemerdekaannya oleh Putin.

Posisi Donetsk dan Luhansk di Ukraina Timur

Dilansir AFP, Donetsk dikenal sebagai sebuah kota utama di cekungan pertambangan Donbas, wilayah industri terbesar yang mencakup Donetsk, Luhansk dan Kharkiv. Terdapat sekitar dua juta penduduk yang tinggal di sana.

Donetsk dulunya bernama Stalino, yang merupakan pusat industri yang didominasi oleh pertambangan. Donetsk juga menjadi salah satu pusat penghasil baja utama di Ukraina.

Sementara Luhansk, dulunya dikenal sebagai Voroshilovgrad, juga merupakan kota industri di Ukraina. Jumlah penduduknya diperkirakan sekitar 1,5 juta jiwa.

Luhansk berada dekat perbatasan dengan Rusia di tepi utara Laut Hitam. Karena letaknya, Luhansk menjadi rumah bagi cadangan batu bara yang besar di Ukraina.

Di Donetsk dan Luhansk banyak penutur bahasa Rusia, Hal ini karena banyak pekerja Rusia dikirim ke sana setelah Perang Dunia II selama era Soviet.

Donetsk dan Luhansk Berada Dalam Konflik Sejak 2014

Donetsk dan Luhansk berada dalam konflik sejak 2014 silam usai Rusia mencaplok Semenanjung Krimea. Pencaplokan itu mendorong pecahnya pemberontakan separatis di dua wilayah tersebut.

Donetsk dan Luhansk memproklamirkan kemerdekaan mereka, yang diproklamasikan setelah referendum Ukraina. Namun komunitas internasional tidak mengakui kemerdekaan tersebut.

Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia melakukan penghasutan kepada pemberontak di Ukraina Timur. Rusia disebut memasok senjata dan pasukan melintasi perbatasan untuk mendukung mereka. Tudingan itupun dibantah Rusia dan menyebut mereka yang bergabung dengan separatis secara sukarela.

Perjanjian Misk

Penyelesaian konflik di Ukraina Timur telah ditetapkan dalam sebuah perjanjian damai, yakni Perjanjian Minsk 2015. Namun perjanjian yang ditengahi Prancis dan Jerman itu menemui jalan buntu lantaran Ukraina dan para pemberontak saling menuduh yang lain melakukan pelanggaran.

Serangkaian gencatan senjata yang disepakati pun gagal lantaran kerap kali dilanggar oleh kedua belah pihak.

Para pemimpin Donetsk dan Luhansk memproklamirkan diri sebagai presiden dan ingin melepaskan diri dari Ukraina. Simak informasinya di halaman selanjutnya.




(izt/imk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork