Amerika Serikat (AS) mengklaim militer Rusia mulai memasok darah dan bahan medis lainnya yang diindikasi untuk merawat korban luka-luka jika benar konflik pecah. Pasokan tersebut dikirim ke dekat perbatasan Ukraina.
Dilansir Reuters, Minggu (30/1/2022) para pejabat AS mengatakan kepada Reuters, indikator konkrit - seperti suplai darah - sangat penting dalam menentukan apakah Moskow akan siap untuk melakukan invasi, jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melakukannya.
Tiga pejabat AS yang berbicara tentang suplai darah menolak untuk mengatakan secara spesifik kapan AS mendeteksi pergerakan Rusia ke dekat Ukraina. Namun, dua dari mereka mengatakan pasokan darah sudah dikirimkan dalam beberapa minggu terakhir.
Terungkapnya pengiriman pasokan darah di perbatasan Ukraina oleh sejumlah pejabat AS kian menambah sinyal kekhawatiran invasi. Terlebih sebelumnya Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya.
Sebelumnya, Pentagon telah mengakui penyebaran "dukungan medis" sebagai bagian dari persiapan Rusia. Terungkapnya pasokan darah menambah kemungkinan yang menurut para ahli sangat penting untuk menentukan kesiapan militer Rusia. Namun adanya pasokan darah tak mutlak menjamin akan ada serangan.
"Itu tidak menjamin bahwa akan ada serangan lain, tetapi Anda tidak akan melakukan serangan lain kecuali Anda memilikinya," kata Ben Hodges, pensiunan letnan jenderal AS yang sekarang bekerja di lembaga penelitian Pusat Analisis Kebijakan Eropa.
Pentagon menolak untuk membahas penilaian intelijen.
Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar tersebut.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar membantah informasi tersebut.
"Informasi ini tidak benar. 'Berita' tersebut adalah unsur informasi dan perang psikologis. Tujuan dari informasi tersebut adalah untuk menyebarkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat kita," katanya di Facebook.
Simak Video 'Bersiap Hadapi Invasi Rusia, Warga Ukraina Dilatih Tempur':
(izt/dhn)