AS Sebut Rusia Pasok Darah ke Perbatasan Ukraina, Indikator Mulai Invasi?

AS Sebut Rusia Pasok Darah ke Perbatasan Ukraina, Indikator Mulai Invasi?

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 30 Jan 2022 13:04 WIB
AS sebut Rusia mungkin akan menyerbu bulan depan, siapkah Ukraina menghadapinya dan apakah ancaman invasi bisa dihentikan?
Ilustrasi (Foto: BBC World)
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) mengklaim militer Rusia mulai memasok darah dan bahan medis lainnya yang diindikasi untuk merawat korban luka-luka jika benar konflik pecah. Pasokan tersebut dikirim ke dekat perbatasan Ukraina.

Dilansir Reuters, Minggu (30/1/2022) para pejabat AS mengatakan kepada Reuters, indikator konkrit - seperti suplai darah - sangat penting dalam menentukan apakah Moskow akan siap untuk melakukan invasi, jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melakukannya.

Tiga pejabat AS yang berbicara tentang suplai darah menolak untuk mengatakan secara spesifik kapan AS mendeteksi pergerakan Rusia ke dekat Ukraina. Namun, dua dari mereka mengatakan pasokan darah sudah dikirimkan dalam beberapa minggu terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terungkapnya pengiriman pasokan darah di perbatasan Ukraina oleh sejumlah pejabat AS kian menambah sinyal kekhawatiran invasi. Terlebih sebelumnya Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya.

Sebelumnya, Pentagon telah mengakui penyebaran "dukungan medis" sebagai bagian dari persiapan Rusia. Terungkapnya pasokan darah menambah kemungkinan yang menurut para ahli sangat penting untuk menentukan kesiapan militer Rusia. Namun adanya pasokan darah tak mutlak menjamin akan ada serangan.

ADVERTISEMENT

"Itu tidak menjamin bahwa akan ada serangan lain, tetapi Anda tidak akan melakukan serangan lain kecuali Anda memilikinya," kata Ben Hodges, pensiunan letnan jenderal AS yang sekarang bekerja di lembaga penelitian Pusat Analisis Kebijakan Eropa.

Pentagon menolak untuk membahas penilaian intelijen.

Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar tersebut.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar membantah informasi tersebut.

"Informasi ini tidak benar. 'Berita' tersebut adalah unsur informasi dan perang psikologis. Tujuan dari informasi tersebut adalah untuk menyebarkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat kita," katanya di Facebook.

Simak Video 'Bersiap Hadapi Invasi Rusia, Warga Ukraina Dilatih Tempur':

[Gambas:Video 20detik]



Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebelumnya mengkritik "kekhawatiran di luar negeri" bahwa perang telah dimulai. "Kami tidak membutuhkan kepanikan ini," katanya kepada wartawan di Kyiv.

Seorang juru bicara Gedung Putih tidak segera mengomentari pergerakan pasokan darah Rusia tetapi mencatat peringatan publik AS yang berulang tentang kesiapan militer Rusia.

Rusia telah berulang kali membantah berencana untuk menyerang. Namun Moskow mengatakan pihaknya merasa terancam oleh hubungan Kyiv yang berkembang dengan Barat.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan negaranya tidak menginginkan perang. Namun Lavrov juga menyatakan bahwa Rusia tidak akan membiarkan kepentingannya diabaikan (larangan Ukraina bergabung NATO dan larangan pangkalan militer baru di bekas negara-negara Soviet)

"Jika itu tergantung pada Rusia, tidak akan ada perang. Kami tidak menginginkan perang," tegas Lavrov dalam wawancara dengan kepala empat stasiun radio Rusia.

"Kami juga tidak akan membiarkan kepentingan kami diabaikan," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(izt/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads