Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan segera mengirimkan sejumlah kecil tentara AS ke Eropa Timur di tengah ancaman invasi Rusia ke Ukraina. Namun otoritas Rusia menegaskan tidak menginginkan perang terjadi.
Pengerahan tentara AS ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehadiran pasukan NATO di kawasan Eropa Timur, terutama di tengah ketegangan yang semakin meningkat usai pengerahan militer Rusia ke dekat perbatasan Ukraina.
Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan negaranya tidak menginginkan perang, namun juga menyatakan bahwa Rusia tidak akan membiarkan kepentingannya diabaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (29/1/2022):
- Ketegangan Memuncak, Biden Segera Kirim Tentara AS ke Eropa Timur
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan akan segera mengirimkan sejumlah kecil tentara AS untuk meningkatkan kehadiran NATO di kawasan Eropa Timur. Pengerahan ini dilakukan di tengah ketegangan yang semakin meningkat terkait pengerahan militer Rusia ke dekat perbatasan Ukraina.
"Saya akan menggerakkan tentara ke Eropa Timur dan negara-negara NATO dalam waktu dekat. Tidak begitu banyak," ungkap Biden kepada wartawan di Washington DC sepulangnya dari kunjungan ke Philadelphia, seperti dilansir AFP, Sabtu (29/1/2022).
AS diketahui telah menempatkan puluhan ribu tentara yang ditugaskan di berbagai negara Eropa Barat, namun Pentagon tengah membahas pengiriman sejumlah kecil pasukan AS ke sisi timur yang tengah dilanda ketegangan.
- Dituduh Akan Invasi Ukraina, Rusia Tegaskan Tak Ingin Berperang
Di tengah ketegangan yang terus meningkat soal Ukraina, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan negaranya tidak menginginkan perang. Namun Lavrov juga menyatakan bahwa Rusia tidak akan membiarkan kepentingannya diabaikan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (29/1/2022), negara-negara Barat menuduh Rusia mengumpulkan 100.000 tentaranya di dekat perbatasan Ukraina dan mengancam sanksi yang belum pernah ada sebelumnya jika Rusia sungguh-sungguh menginvasi negara tetangganya itu.
"Jika itu tergantung pada Rusia, tidak akan ada perang. Kami tidak menginginkan perang," tegas Lavrov dalam wawancara dengan kepala empat stasiun radio Rusia.
- 11 Orang Ditangkap Usai Wanita India Diperkosa Bergiliran-Diarak di Jalan
Seorang wanita muda di India diculik, diperkosa secara bergiliran dan diarak di jalanan New Delhi pada siang hari bolong. Sebanyak 11 orang, termasuk beberapa wanita, telah ditangkap polisi India terkait kasus ini.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (29/1/2022), kasus yang semakin menyoroti maraknya kekerasan seksual di India ini memicu kecaman luas, termasuk dari Komisi Wanita New Delhi dan Kepala Menteri New Delhi yang menyebutnya 'memalukan'.
Rekaman video yang beredar di media sosial, yang tidak bisa diverifikasi secara independen, menunjukkan korban -- yang wajahnya dihitamkan dengan tinta dan rambutnya dipotong -- sedang didorong dan dicemooh oleh sejumlah wanita dengan orang-orang yang menonton bersorak dan sibuk merekam dengan ponsel.
- Tangkap Ikan Ilegal di Perairan Thailand, 19 Nelayan WNI Ditangkap
Sedikitnya 19 nelayan berkewarganegaraan Indonesia (WNI) ditangkap otoritas Thailand setelah kedapatan melakukan aktivitas penangkapan ikan secara ilegal di perairan Phuket. Dua kapal nelayan yang mereka gunakan juga disita oleh otoritas Thailand.
Direktur Divisi Informasi Kantor Wilayah 3 pada Pusat Komando Penegakan Laut Thailand, Kapten Phichet Songtan, menyebut penyitaan dua kapal nelayan asing itu dilakukan kapal patroli maritim di perairan berjarak 38 mil laut (70 kilometer) sebelah barat Phuket, pada Kamis (27/1) sore, sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Kedua kapal yang disita diidentifikasi bernama Sinar Makmur 05 yang memiliki 14 awak dan KM Bahagia 02 yang memiliki lima awak. Kedua kapal nelayan itu telah digeledah dan dibawa ke Rassad Pier di Phuket. Demikian seperti dilansir Bangkok Post, Sabtu (29/1/2022).
- Pertama Kali, Lonjakan Corona di Rusia Tembus 100.000 Kasus Sehari!
Rusia melaporkan lebih dari 100.000 kasus virus Corona (COVID-19) dalam sehari di wilayahnya. Ini menjadi momen pertama kali sejak awal pandemi bagi Rusia untuk melaporkan lonjakan kasus sebanyak ini.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (29/1/2022), gugus tugas virus Corona pada pemerintah Rusia melaporkan 113.122 kasus Corona terdeteksi dalam 24 jam terakhir.
Dengan lonjakan ini, Rusia sudah sembilan hari berturut-turut mencatat rekor kasus harian tertinggi untuk wilayahnya. Otoritas Rusia meyakini varian Omicron yang sangat menular sebagai pemicu lonjakan kasus.