Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengkritik perintah tembak mati terhadap para demonstran yang dituduh mengobarkan kerusuhan di Kazakhstan. Blinken menyerukan agar perintah tembak di tempat yang diumumkan Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, pekan lalu itu dicabut.
"Itu adalah sesuatu yang benar-benar saya tolak. Perintah tembak di tempat, sejauh itu ada, adalah salah dan harus dihilangkan," cetus Blinken kepada acara talk show 'This Week' pada televisi ABC dan dilansir AFP, Senin (10/1/2022).
Blinken menambahkan bahwa dirinya telah berbicara dengan Menlu Kazakhstan, Mukhtar Tileuberdi, pada Kamis (6/1) lalu, membahas situasi Kazakhstan yang dilanda kerusuhan akibat kenaikan harga bahan bakar.
"Kita memiliki keprihatinan nyata tentang keadaan darurat yang ditetapkan di Kazakhstan," ujarnya.
"Kita sudah memperjelas bahwa kita mengharapkan pemerintah Kazakhstan untuk menangani para demonstran dengan cara yang menghormati hak-hak mereka, yang menarik diri dari kekerasan pada saat yang sama," imbuh Blinken.
Laporan media lokal mengutip keterangan Kementerian Kesehatan Kazakhstan menyebutkan lebih dari 160 orang tewas dan sebanyak 5.800 orang ditangkap terkait kerusuhan yang pecah sejak pekan lalu.
Angka tersebut, meskipun belum diverifikasi secara independen, menandai peningkatan signifikan dari angka sebelumnya yang diumumkan otoritas Kazakhstan ketika menyebut 26 'penjahat bersenjata' tewas dan 16 personel keamanan juga tewas.
Simak Video 'Ratusan Warga Tewas, Pekan Paling Berdarah di Kazakhstan':
(nvc/ita)