Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Kazakhstan akan bergabung dengan Abraham Accords atau Perjanjian Abraham, yang mengatur kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel. Trump juga mengatakan bahwa seremoni penandatangan perjanjian itu akan dilakukan dalam waktu dekat.
Pengumuman itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/11/2025), disampaikan Trump via postingan media sosial Truth Social pada Kamis (6/11), dengan dia mengatakan dirinya baru saja melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
"Kazakhstan merupakan negara pertama di masa jabatan kedua saya yang bergabung dengan Abraham Accords, yang pertama dari sekian banyak negara lainnya," kata Trump dalam postingannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan langkah maju yang besar dalam membangun jembatan di seluruh dunia. Saat ini, semakin banyak negara yang berbaris untuk mewujudkan Perdamaian dan Kemakmuran melalui Abraham Accords," sebutnya.
"Kami akan segera mengumumkan Seremoni Penandatanganan untuk meresmikannya, dan masih banyak negara lainnya yang berupaya bergabung dengan klub KEKUATAN ini," ucap Trump dalam pernyataannya.
"Masih banyak lagi yang akan datang dalam menyatukan negara-negara untuk Stabilitas dan Pertumbuhan -- Kemajuan nyata, hasil nyata. DIBERKATILAH PARA PEMBAWA PERDAMAIAN!" ujar sang Presiden AS dalam postingannya.
Pengumuman itu disampaikan setelah Trump bertemu Tokayev bersama empat pemimpin negara Asia Tengah lainnya dari Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan di Gedung Putih pada Kamis (6/11), seiring upaya AS memperkuat pengaruh di kawasan yang sejak lama didominasi Rusia dan didekati oleh China.
Sementara itu, pemerintah Kazakhstan dalam pernyataannya mengatakan bahwa persoalan tersebut berada dalam tahap akhir negosiasi.
"Aksesi yang kami antisipasi ke dalam Abraham Accords merupakan kelanjutan yang wajar dan logis dari arah kebijakan luar negeri Kazakhstan -- yang didasarkan pada dialog, sikap saling menghormati, dan stabilitas regional," sebut pemerintah Kazakhstan dalam pernyatananya.
Kazakhstan sebenarnya telah menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi penuh dengan Israel, yang berarti langkah tersebut sebagian besar bersifat simbolis.
Seorang sumber yang dikutip Reuters mengatakan bahwa AS berharap bergabungnya Kazakhstan akan membantu menghidupkan kembali Abraham Accords, yang perluasannya tertunda selama perang Gaza berkecamuk.
Trump berulang kali mengatakan bahwa dirinya ingin memperluas perjanjian yang dia mediasi dengan beberapa negara Arab selama masa jabatan pertamanya. Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Abraham Accords yang dimediasi Trump.
Simak juga Video Trump Sebut Pasukan Stabilitas Internasional untuk Gaza Segera Tiba











































