Merana Hidup di Korsel Bikin Pembelot Korut Balik ke Negaranya

Merana Hidup di Korsel Bikin Pembelot Korut Balik ke Negaranya

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 05 Jan 2022 05:31 WIB
A visitor uses a smartphone to film the North Koreas Kaepoong from the observatory of the Aegibong Peace Ecopark in Gimpo, South Korea, Tuesday, Oct. 5, 2021. (AP Photo/Lee Jin-man)
Foto ilustrasi: Perbatasan Korsel-Korut (AP/Lee Jin-man)
Jakarta -

Ada seorang warga Korea Utara yang membelot dari negaranya dan menyeberang masuk ke Korea Selatan. Ternyata, hidup di Korsel malah lebih susah. Akhirnya, si pembelot balik lagi ke Korut.

Awalnya, muncul informasi seseorang masuk dari Korsel ke Korut, terjadi pada 1 Januari 2022, malam. Ini adalah kejadian langka di zona demiliterisasi (DMZ). Biasanya, orang dari Korut yang diam-diam masuk ke Korsel, bukan orang dari Korsel yang diam-diam masuk ke Korut.

"Orang itu terdeteksi oleh peralatan pengawasan di Zona Demiliterisasi - yang membagi semenanjung Korea - pada pukul 21:20 waktu setempat pada hari Sabtu," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan pada Minggu (2/1), seperti dilansir kantor berita AFP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Reuters, Senin (3/1/2022), Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) menyatakan pihaknya telah melancarkan operasi pencarian usai mendeteksi keberadaan seseorang di sisi timur Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea pada Sabtu (1/1) waktu setempat.

"Otoritas setempat menduga orang itu adalah seorang pembelot Korea Utara dan sedang dalam proses memverifikasi fakta-fakta terkait," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel seperti dikutip Yonhap News Agency.

ADVERTISEMENT

Pada Minggu (2/1) pagi waktu setempat, Korsel mengirimkan pesan kepada Korut melalui hotline militer demi memastikan keselamatan sosok yang menyeberang perbatasan itu, namun Korut tidak merespons.

Selanjutnya, dugaan soal sosok misterius itu:

Simak Video: Warganya Terobos Masuk ke Korut, Korsel Langsung Kirim Surat

[Gambas:Video 20detik]



Dugaan: pembelot Korut yang 'pulang kampung'

Laporan Yonhap menyebut pembelot itu diduga seorang pria yang menggunakan pengalamannya sebagai pesenam untuk melintasi pagar perbatasan dan membelot ke Korsel, dengan menyeberangi DMZ di area yang sama tahun 2020 lalu.

Istilah simpelnya, pembelot itu seperti 'pulang kampung'. Identitas pembelot itu tidak disebut lebih lanjut.

Pulang kampung gegara hidup susah

Korsel adalah negara maju yang lekat dengan kapitalisme. Adapun Korut adalah negara komunis tertutup yang punya citra misterius. Di mata dunia, terlebih saat ini, kehidupan Korsel lebih cemerlang. Namun diduga, orang Korut itu tak bisa hidup enak di Korsel sehingga memilih pulang ke Korut saja.

Dituturkan seorang pejabat militer Korsel, yang enggan disebut namanya karena alasan privasi, bahwa pembelot Korut itu berusia 30-an tahun dan hidup miskin dengan bekerja sebagai tukang sapu di Korsel.

"Saya akan mengatakan dia diklasifikasikan sebagai kelas bawah, kesulitan mencari nafkah," sebut pejabat militer Korsel itu.

Para pejabat Korsel, yang melihat sedikit risiko bahwa pembelot itu merupakan mata-mata Korut, telah meluncurkan penyelidikan untuk mencari tahu bagaimana dia bisa menghindari tentara Korsel di DMZ meskipun terdeteksi oleh kamera pengintai beberapa jam sebelum menerobos perbatasan.

Selanjutnya, ada kekhawatiran:

Kekhawatiran

Laporan kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, menyebut pihak kepolisian di distrik Nowon, Seoul bagian utara, yang bertugas memberikan perlindungan keselamatan dan perawatan lainnya terhadap pembelot Korut itu, melontarkan kekhawatiran soal dugaan pembelotan ulang (re-defection) pada Juni lalu. Namun saat itu tidak ada tindakan yang diambil karena kurangnya bukti konkret.

Dalam pernyataan terpisah, seorang pejabat pada Kementerian Unifikasi di Seoul yang mengurusi masalah lintas perbatasan menyatakan bahwa pembelot Korut itu telah menerima dukungan pemerintah Korsel untuk keamanan pribadi, tempat tinggal, perawatan medis dan pekerjaan.

Menurut Yonhap, pria pembelot Korut itu tidak banyak berinteraksi dengan para tetangganya dan terlihat membuang barang-barangnya sehari sebelum dia nekat menerobos perbatasan untuk pulang ke Korut.

"Dia mengeluarkan kasur dan selimut ke tempat pembuangan sampah pada pagi hari, dan itu aneh karena barang-barang itu semuanya terlalu baru," tutur seorang tetangga yang dikutip Yonhap.

"Saya berpikir untuk memintanya memberikan barang-barang itu kepada kami, tapi tidak jadi melakukannya, karena kami tidak pernah saling menyapa," imbuhnya.

Tercatat hingga September lalu, sekitar 33.800 warga Korut yang membelot bermukim kembali di Korsel, setelah melewati perjalanan berbahaya -- biasanya lewat China -- demi mengejar kehidupan baru sembari melarikan diri dari kemiskinan dan penindasan di Korut.

Sejak tahun 2012, menurut Kementerian Unifikasi, hanya ada 30 pembelot yang dikonfirmasi kembali ke Korut. Namun para mantan pembelot dan aktivis setempat menuturkan mungkin ada lebih banyak kasus yang tidak diketahui di kalangan mereka yang berjuang untuk beradaptasi hidup di Korsel.

Halaman 2 dari 3
(dnu/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads