China telah melaporkan kasus pertama varian baru virus Corona, Omicron yang menyebar cepat.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/12/2021), menurut surat kabar Tianjin Daily, pihak berwenang di kota utara Tianjin mengkonfirmasi kasus tersebut pada seorang individu yang memasuki negara itu dari lokasi luar negeri yang dirahasiakan.
Disebutkan bahwa pasien tanpa gejala tersebut dites COVID-19 dan hasilnya positif pada hari Kamis (9/12) sebelum tes lebih lanjut "mengkonfirmasi deteksi varian Omicron". Ditambahkan bahwa pasien tersebut dirawat dalam isolasi di rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (14/12/2021):
- PM Inggris Bikin Marah Anggota Parlemen Soal Aturan Baru Corona
Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, menghadapi reaksi keras dari anggota parlemen dari partainya sendiri terkait pembatasan baru virus Corona (COVID-19). PM Johnson tengah berjuang menghadapi penurunan dukungan dan masa depannya dipertanyakan.
Seperti dilansir AFP, Selasa (14/12/2021), anggota parlemen dari Partai Konservatif yang menaungi PM Johnson mengkritik aturan baru soal pemakaian masker, tes Corona, isolasi mandiri dan bukti vaksinasi, yang disebut berpotensi merusak kebebasan publik.
Steve Baker, yang merupakan anggota Tory parlemen Inggris dari Kelompok Pemulihan COVID, menuduh PM Johnson memicu 'distopia yang menyedihkan' dengan memperkenalkan pembatasan 'tidak proporsional' yang didasarkan pada bukti yang tidak lengkap.
- Tak Mau Divaksin Corona, 27 Tentara AS Dipecat!
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) memberhentikan 27 personelnya karena menolak untuk divaksinasi virus Corona (COVID-19). Puluhan personel Angkatan Udara AS itu diyakini menjadi kelompok tentara aktif pertama di AS yang dipecat karena menolak vaksin.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (14/12/2021), Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mewajibkan vaksinasi Corona untuk seluruh personel militer AS sejak Agustus lalu. Sebagian besar tentara aktif di AS disebut telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Corona.
Juru bicara Angkatan Udara AS, Ann Stefanek, menyatakan bahwa para tentara itu telah diberi kesempatan untuk menjelaskan mengapa mereka menolak divaksin Corona. Namun diketahui tidak satupun dari tentara itu yang mendapatkan pengecualian untuk tidak divaksin.
Pengecualian semacam itu biasanya diberikan untuk alasan kesehatan atau keagamaan.
- Tentara AS Tak Akan Dihukum Atas Serangan Drone Tewaskan Warga Afghanistan
Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon menyatakan bahwa tidak ada pasukan atau pejabat AS yang akan menghadapi tindakan disipliner atas serangan pesawat tak berawak (drone) di Kabul pada Agustus lalu, yang menewaskan 10 warga sipil Afghanistan, termasuk tujuh anak-anak.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (14/12/2021), juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin telah menerima tinjauan tingkat tinggi dari serangan tersebut yang tidak membuat rekomendasi pertanggungjawaban.
"Dia menyetujui rekomendasi mereka," kata Kirby. "Menteri tidak ... menyerukan langkah-langkah akuntabilitas tambahan," imbuhnya.
"Tidak ada kasus yang cukup kuat untuk dibuat pertanggungjawaban pribadi," ujar Kirby.
- Pelecehan Seksual Marak di Militer, Pemerintah Kanada Minta Maaf
Menteri Pertahanan Kanada dan Kepala Staf Pertahanan Kanada meminta maaf atas maraknya pelecehan seksual di militer negara tersebut. Mereka mengatakan bahwa pemerintah telah gagal melindungi para tentara.
"Saya meminta maaf kepada Anda atas nama pemerintah Kanada," kata Menteri Pertahanan Anita Anand dalam sebuah acara yang disiarkan langsung di media sosial seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (14/12/2021).
"Kita harus mengakui rasa sakit dan trauma yang dialami begitu banyak orang karena lembaga yang bertugas melindungi dan membela negara kita tidak selalu melindungi dan membela anggotanya sendiri," imbuhnya pada Senin (13/12) waktu setempat.
Permintaan maaf tersebut merupakan bagian dari penyelesaian class action yang diajukan terhadap pemerintah Kanada oleh hampir 19.000 anggota militer yang menjabat dan pensiunan, serta pekerja pertahanan sipil.
- China Laporkan Kasus Pertama Varian Omicron
China telah melaporkan kasus pertama varian baru virus Corona, Omicron yang menyebar cepat.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/12/2021), menurut surat kabar Tianjin Daily, pihak berwenang di kota utara Tianjin mengkonfirmasi kasus tersebut pada seorang individu yang memasuki negara itu dari lokasi luar negeri yang dirahasiakan.
Disebutkan bahwa pasien tanpa gejala tersebut dites COVID-19 dan hasilnya positif pada hari Kamis (9/12) sebelum tes lebih lanjut "mengkonfirmasi deteksi varian Omicron". Ditambahkan bahwa pasien tersebut dirawat dalam isolasi di rumah sakit.
Negara berpenduduk terpadat di dunia ini sangat waspada terhadap potensi wabah saat bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Beijing pada bulan Februari 2022 mendatang.
Baca juga: China Laporkan Kasus Pertama Varian Omicron |