Pelecehan Seksual Marak di Militer, Pemerintah Kanada Minta Maaf

Pelecehan Seksual Marak di Militer, Pemerintah Kanada Minta Maaf

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 14 Des 2021 09:37 WIB
Canadian Flag
Foto: (iStock)
Jakarta -

Menteri Pertahanan Kanada dan Kepala Staf Pertahanan Kanada meminta maaf atas maraknya pelecehan seksual di militer negara tersebut. Mereka mengatakan bahwa pemerintah telah gagal melindungi para tentara.

"Saya meminta maaf kepada Anda atas nama pemerintah Kanada," kata Menteri Pertahanan Anita Anand dalam sebuah acara yang disiarkan langsung di media sosial seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (14/12/2021).

"Kita harus mengakui rasa sakit dan trauma yang dialami begitu banyak orang karena lembaga yang bertugas melindungi dan membela negara kita tidak selalu melindungi dan membela anggotanya sendiri," imbuhnya pada Senin (13/12) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Permintaan maaf tersebut merupakan bagian dari penyelesaian class action yang diajukan terhadap pemerintah Kanada oleh hampir 19.000 anggota militer yang menjabat dan pensiunan, serta pekerja pertahanan sipil.

Itu terjadi setelah beberapa perwira senior menghadapi penyelidikan pelanggaran seksual, termasuk mantan kepala staf pertahanan Jonathan Vance, yang telah didakwa menghalangi keadilan dalam penyelidikan kasus tersebut.

ADVERTISEMENT

Kepala Staf Pertahanan saat ini, Jenderal Wayne Eyre, menekankan dalam sambutannya pada Senin (13/12) bahwa di antara para tentara, "kepercayaan dapat berarti perbedaan antara hidup dan mati. Dan kami mengkhianati kepercayaan itu."

Pemerintah Kanada telah menugaskan mantan jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICT), Louise Arbour, untuk membantu membersihkan budaya di dalam militer, yang menurut Perdana Menteri Justin Trudeau tidak "mengerti" dalam hal kekerasan seksual dan pelecehan seksual.

Simak juga 'Inggris-Kanada Ikuti Langkah AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing':

[Gambas:Video 20detik]



Bulan lalu, Anand menerima rekomendasi Arbour bahwa penyelidikan dan penuntutan atas pelanggaran seksual di militer diserahkan kepada otoritas sipil karena "ketidakpercayaan serius pada sistem peradilan militer."

Rekomendasi Arbour tersebut disampaikan lima tahun setelah satuan tugas lain menemukan militer memiliki "lingkungan yang memusuhi perempuan ... dan kondusif untuk insiden pelecehan dan penyerangan seksual yang lebih serius."

Pada bulan April, militer melaporkan ke parlemen Kanada bahwa 581 serangan seksual dan 221 insiden pelecehan seksual telah terjadi sejak 2015.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads