Inggris pada hari Jumat (10/12) waktu setempat mencatat jumlah kasus infeksi COVID-19 harian tertinggi sejak Januari. Ini terjadi ketika pemerintah Inggris berusaha untuk memperlambat penyebaran varian baru Corona, Omicron.
Menteri Komunitas Michael Gove mengatakan bahwa negara itu menghadapi "situasi yang sangat mengkhawatirkan" karena varian Omicron menyebar dengan cepat, dengan jumlah kasus berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari di Inggris.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (11/12/2021), otoritas Inggris melaporkan total 58.194 kasus baru COVID-19 pada hari Jumat (10/12) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (11/12/2021):
- Bangladesh Hancurkan 1.000 Toko Rohingya di Kamp Pengungsi
Pihak berwenang Bangladesh menghancurkan sekitar 1.000 toko milik warga Rohingya di kamp-kamp pengungsi. Seorang aktivis hak asasi mengatakan langkah itu akan memiliki "dampak besar" pada mata pencaharian para pengungsi.
Sekitar 850.000 warga Rohingya ditempatkan di dalam 34 kamp pengungsi di seluruh Bangladeshi, yang sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer tahun 2017 di negara tetangga Myanmar.
Bangladesh dipuji karena menerima para pengungsi tersebut, tetapi kelompok-kelompok hak asasi mengkritik pihak berwenang atas pembatasan di kamp-kamp dan relokasi kontroversial ribuan warga Rohingya ke pulau terpencil yang rawan banjir.
- China Sebut Demokrasi AS 'Senjata Pemusnah Massal'
Pemerintah China mencap demokrasi Amerika Serikat (AS) sebagai "senjata pemusnah massal". Hal ini disampaikan menyusul KTT Demokrasi yang diselenggarakan AS yang bertujuan untuk menopang para sekutu yang berpikiran sama dalam menghadapi rezim otokratis.
China tidak diundang dari KTT virtual selama dua hari itu, beserta negara-negara lain termasuk Rusia dan Hongaria. Atas hal tersebut, China menanggapi dengan marah dan menuduh Presiden AS Joe Biden memicu perpecahan ideologis era Perang Dingin.
"'Demokrasi telah lama menjadi 'senjata pemusnah massal' yang digunakan AS untuk campur tangan di negara lain," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan online, seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (11/12/2021).
- Ledakan Guncang Kamp Pengungsi Palestina di Lebanon
Ledakan mengguncang depot penyimpanan di sebuah kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan. Sejumlah orang terluka dalam insiden itu.
Simak juga 'Belajar dari Inggris, Epidemiolog Imbau Anak Harus Segera Divaksinasi':
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (11/12/2021), sumber militer Lebanon mengatakan bahwa ledakan itu terjadi di dekat sebuah masjid di kamp Burj al-Shemali di luar Tyre, pada Jumat (10/12) waktu setempat. Dia menambahkan bahwa dia tidak memiliki angka pasti korban.
Sumber militer Lebanon tersebut itu mengatakan ledakan itu terjadi di tempat penyimpanan amunisi milik kelompok Hamas yang berada di samping toko makanan dan toko-toko lainnya.
- Tornado Terjang Kentucky AS, 50 Orang Dikhawatirkan Tewas
Sedikitnya 50 orang dikhawatirkan tewas di Kentucky, Amerika Serikat setelah tornado menerjang negara bagian AS tersebut.
"Saya khawatir ada lebih dari 50 orang tewas di Kentucky ... mungkin mendekati antara antara 70 dan 100 orang, itu menghancurkan," kata Gubernur Kentucky, Andy Beshear pada konferensi pers Sabtu (11/12) pagi waktu setempat seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (11/12/2021).
Dikatakannya, sebagian besar kehancuran berpusat di wilayah Graves County, termasuk kota Mayfield.
Dia menambahkan ini adalah "peristiwa tornado paling parah dalam sejarah Kentucky".
Gubernur Kentucky itu mengatakan runtuhnya atap di sebuah pabrik lilin "mengakibatkan korban massal" di kota Mayfield.
- Omicron Menyebar Cepat, Inggris Catat Rekor 58 Ribu Kasus Sehari
Inggris pada hari Jumat (10/12) waktu setempat mencatat jumlah kasus infeksi COVID-19 harian tertinggi sejak Januari. Ini terjadi ketika pemerintah Inggris berusaha untuk memperlambat penyebaran varian baru Corona, Omicron.
Menteri Komunitas Michael Gove mengatakan bahwa negara itu menghadapi "situasi yang sangat mengkhawatirkan" karena varian Omicron menyebar dengan cepat, dengan jumlah kasus berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari di Inggris.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (11/12/2021), otoritas Inggris melaporkan total 58.194 kasus baru COVID-19 pada hari Jumat (10/12) waktu setempat.
"Kita tahu bahwa kita memiliki jumlah infeksi COVID-19 tertinggi di Inggris yang tercatat hari ini sejak 9 Januari ketika ada 59.937 kasus," kata Gove kepada wartawan setelah bertemu dengan para pemimpin wilayah Inggris.