China terungkap telah melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir pada Agustus lalu. Temuan ini pun mengejutkan intelijen Amerika Serikat.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Minggu (17/10/2021) fakta tersebut dilaporkan oleh laman berita Financial Times, yang mengutip dari 5 sumber yang tak disebutkan namanya. Dalam laporan yang diterbitkan Sabtu (16/10) lalu, dikatakan militer China meluncurkan sebuah rudal di ruang orbit rendah. Rudal melesat sekitar 20 mil atau sekitar 32 kilometer.
"Uji coba tersebut menunjukkan bahwa China telah membuat kemajuan yang mencengangkan dalam hal senjata hipersonik dan jauh lebih maju daripada yang disadari para pejabat AS," kata laporan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan tidak akan mengomentari secara spesifik laporan tersebut. Namun dirinya menyebut "Kami telah memperjelas kekhawatiran kami tentang kemampuan militer yang terus dikejar China, kemampuan yang hanya meningkatkan ketegangan di kawasan dan sekitarnya. Itulah salah satu alasan mengapa kami menganggap China sebagai tantangan nomor satu kami."
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, Minggu (17/10/2021):
- 2 Kecelakaan Pesawat dalam Dakwaan 100 Tahun Bui untuk Eks Pilot Boeing
Dua kecelakaan maut Boeing 737 MAX beberapa tahun lalu mendorong Mantan pilot Boieng 737 MAX, Mark Forkner didakwa dengan ancaman penjara 100 tahun.
Forkner (49) didakwa soal sistem kontrol penerbangan otomatis (MCAS).
Dakwaan yang menjerat Forkner menuduhnya telah menyembunyikan informasi tentang sistem kontrol penerbangan yang diaktifkan secara keliru dan mendorong hidung pesawat Boeing 737 MAX ke bawah yang jatuh di Indonesia tahun 2018 dan di Ethiopia tahun 2019 lalu. Total 346 orang tewas dalam dua kecelakaan itu.
Adapun kecelakaan tersebut yakni kecelakaan Lion Air JT610 di Indonesia pada 29 Oktober 2018 dan kecelakaan pesawat Ethiopia Arilines pada 10 Maret 2019.
- Janji Taliban Usai Tragedi Bom Masjid Afghanistan
Taliban berjanji untuk meningkatkan keamanan di masjid-masjid Syiah. Janji ini disampaikan saat ratusan orang berkumpul untuk menguburkan para korban serangan bunuh diri kedua yang dilakukan Kelompok militan Islamic State-Khorasan (ISIS-K) terhadap jemaah beberapa hari lalu.
Kelompok ISIS pun mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di masjid Fatima, kota Kandahar. Disebutkan ada pembom bunuh diri ISIS-K yang melakukan penembakan ke dalam masjid sebelum meledakkan diri di antara para jemaah saat sedang menunaikan salat Jumat.
Seorang pejabat kesehatan mengatakan jumlah korban dari serangan itu mencapai 41 orang tewas dan 70 lainnya luka-luka. Namun jumlah tersebut bisa meningkat lebih lanjut.
"Beberapa dari yang terluka berada dalam kondisi kritis dan kami berusaha untuk memindahkan mereka ke Kabul," katanya, seperti dilansir Reuters, Minggu (17/10/2021).
- Kondisi Eks Presiden AS Bill Clinton Membaik, Segera Dipulangkan dari RS
Kondisi mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton kian membaik usai bermalam di rumah sakit lantaran infeksi urologi. Jika terus membaik, Bill Clinton bakal diizinkan pulang pada hari Minggu (17/10) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (16/10/2021), Clinton yang kini berusia 75 tahun dilarikan ke University of California Irvine Medical Center sejak Selasa (12/10) malam waktu setempat. Juru bicaranya, Angela Urena dalam pernyataan di Twitter menyebut Clinton kini baik-baik saja setelah mengalami infeksi darah yang tidak terkait dengan masalah jantung yang dialami sebelumnya.
"Dia sangat bersemangat dan telah menghabiskan waktu bersama keluarga, berkumpul dengan teman-teman, dan menonton sepak bola perguruan tinggi," kata Urena dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter.
Lihat juga Video: Rusia Usir Kapal AS yang Dekati Perbatasan Teritorialnya di Laut Jepang
- Masjidil Haram Kembali Berkapasitas Penuh, Stiker Jaga Jarak Dicabut
Pemerintah Arab Saudi mulai hari ini melonggarkan pembatasan yang selama ini berlaku demi mencegah virus COVID-19. Termasuk aturan jaga jarak di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sudah mulai melepas stiker physical distancing di dalam Masjidil Haram.
Wakil Sekretaris Jenderal Manajemen Jemaah di Kepresidenan, Insinyur Osama bin Mansour Al-Hujaili, menegaskan bahwa sejak awal pandemi Kepresidenan telah bekerja untuk menerapkan sejumlah tindakan pencegahan dan langkah-langkah mengupayakan keselamatan pengunjung Masjidil Haram. Salah satunya poster physical distancing yang disebar di seluruh Masjidil Haram.
Awalnya stiker-stiker itu diterapkan untuk menjaga jarak per dua meter. Kemudian pada pertengahan tahap ketiga, dikurangi menjadi satu setengah meter.
- Rekor Lagi! Rusia Laporkan 34.303 Kasus Corona dalam Sehari
Rusia kembali mencatatkan rekor tertinggi kasus harian COVID-19. Angka ini adalah yang tertinggi sejak awal pandemi di Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (17/10/2021) dari data yang dirilis pemerintah Rusia, tercatat ada 34.303 kasus infeksi virus corona baru dalam 24 jam terakhir. Sementara kasus kematian harian turun sedikit dari hari sebelumnya, yakni 999 kematian dalam 24 jam.
Dengan penambahan tersebut, total kasus kematian nasional mencapai 223.312 kasus. Sementara kasus COVID-19 di Rusia hampir 8 juta kasus.
- China Kejutkan AS Lewat Uji Coba Rudal Hipersonik
China terungkap telah melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir pada Agustus lalu. Temuan ini pun mengejutkan intelijen Amerika Serikat.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Minggu (17/10/2021) fakta tersebut dilaporkan oleh laman berita Financial Times, yang mengutip dari 5 sumber yang tak disebutkan namanya. Dalam laporan yang diterbitkan Sabtu (16/10) lalu, dikatakan militer China meluncurkan sebuah rudal di ruang orbit rendah. Rudal melesat sekitar 20 mil atau sekitar 32 kilometer.
"Uji coba tersebut menunjukkan bahwa China telah membuat kemajuan yang mencengangkan dalam hal senjata hipersonik dan jauh lebih maju daripada yang disadari para pejabat AS," kata laporan itu.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan tidak akan mengomentari secara spesifik laporan tersebut. Namun dirinya menyebut "Kami telah memperjelas kekhawatiran kami tentang kemampuan militer yang terus dikejar China, kemampuan yang hanya meningkatkan ketegangan di kawasan dan sekitarnya. Itulah salah satu alasan mengapa kami menganggap China sebagai tantangan nomor satu kami."