Tutupi Info Penting Boeing 737 MAX Bikin Eks Pilot Terancam Seabad Bui

Round-Up

Tutupi Info Penting Boeing 737 MAX Bikin Eks Pilot Terancam Seabad Bui

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 15 Okt 2021 23:13 WIB
Pabrik Boeing San Antonio
Foto ilustrasi (CNN)
Washington DC -

Tentu Anda masih ingat kabar tragedi pesawat Boeing 727 MAX yang jatuh pada 2018 lalu. Terjadi pula peristiwa memilukan seperti itu di Ethiopia tahun 2019. Ratusan orang tewas. Kini, pilot latih Boeing 727 MAX terancam seabad bui.

Peristiwa di Indonesia (Lion Air) dan Ethiopia (Ethiopian Airlines) menewaskan 346 orang. Namun, nahasnya pesawat itu menuntut fakta untuk dikuak. Pesawat itu jatuh saat pilot gagal mengambil kendali pesawat, menukiklah jadinya.

Diduga, ada yang salah dalam kepelatihan para pilot. Satu fitur dalam pesawat belum diajarkan, padahal fitur itu penting banget. Celaka jadinya, dan itu sudah terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fitur yang belum diajarkan ke pilot Boeing 727 MAX itu bernama sistem kontrol penerbangan otomatis atau Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS). Sederhananya, MCAS adalah sistem anti-stall.

Kenapa fitur itu tidak diajarkan kepada para piot Boeing 727 MAX dan malah ditutupi oleh pilot latih? Simak berita berikut ini.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, Mark A Forkner, si pilot latih:

Mark A Forkner, si pilot latih

Dilansir Associated Press, Jumat (15/10), nama pilot latih yang menutupi informasi penting soal Boeing 737 MAX itu adalah Mark A Forkner, pria usia 49 tahun saat ini.

Forkner tinggal di pinggiran Forth West, Texas, bergabung dengan maskapai Southwest Airlines setelah keluar dari Boeing, namun meninggalkan maskapai itu sekitar setahun lalu.

Forkner sebelumnya menjabat kepala pilot teknis Boeing untuk program MAX. Mark A Forkner resmi didakwa menyesatkan Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA).

Dia dijerat dua dakwaan penipuan terkait suku cadang pesawat dalam perdagangan antarnegara dan empat dakwaan penipuan telekomunikasi atau internet (wire fraud).

Terancam seabad bui

Jaksa federal AS menyatakan Forkner akan dihadirkan dalam sidang pada Jumat (15/10) waktu setempat di Fort Worth, Texas. Jika terbukti bersalah atas seluruh dakwaan itu, Forkner terancam hukuman maksimum 100 tahun penjara.

Dakwaan yang menjerat Forkner menuduhnya telah menyembunyikan informasi tentang sistem kontrol penerbangan yang diaktifkan secara keliru dan mendorong hidung pesawat Boeing 737 MAX ke bawah yang jatuh di Indonesia tahun 2018 dan di Ethiopia tahun 2019 lalu.

Pilot dua pesawat yang jatuh itu gagal mengambil alih kendali pesawat, dengan kedua pesawat jatuh menukik selang beberapa menit setelah lepas landas.

Jaksa federal AS menyebut Forkner mengetahui perubahan penting pada sistem kontrol penerbangan bernama MCAS pada Boeing 737 MAX tahun 2016, namun menyembunyikan informasi itu dari FAA.

Hal tersebut membuat FAA menghapus referensi soal MCAS pada laporan teknis, dan pada akhirnya, itu tidak muncul dalam panduan manual pilot. Kebanyakan pilot yang menerbangkan Boeing 737 MAX tidak mengetahui soal MCAS hingga kecelakaan pertama terjadi di Indonesia tahun 2018.

Selanjutnya, kenapa Forkner menutup-nutupi soal MCAS?

Kenapa Forkner menutup-nutupi soal MCAS?

Jaksa-jaksa federal AS menyebut Forkner meremehkan kekuatan sistem kontrol itu untuk menghindari persyaratan agar para pilot menjalani pelatihan ulang secara ekstensif dan memakan biaya mahal, yang akan menaikkan biaya pelatihan untuk maskapai-maskapai penerbangan. Para penyelidik Kongres AS menyebut pelatihan tambahan bisa menambahkan US$ 1 juta untuk harga setiap pesawat Boeing 737 MAX.

"Dalam upaya menghemat uang Boeing, Forkner diduga menyembunyikan informasi penting dari para regulator," sebut Pelaksana Tugas (Plt) jaksa federal AS untuk distrik Texas bagian utara, Chad Meacham.

"Pilihannya yang tidak berperasaan untuk menyesatkan FAA telah menghambat kemampuan agensi untuk melindungi penerbangan umum dan membuat para pilot kesulitan, kekurangan informasi soal kontrol penerbangan tertentu pada 737 MAX," imbuhnya.

Disebutkan juga bahwa Forkner pernah memberitahu seorang pegawai Boeing lainnya pada tahun 2016 bahwa MCAS 'mengerikan' dan 'susah dikendalikan' ketika dia melakukan uji coba dalam simulator penerbangan, namun lagi-lagi dia tidak memberitahukan hal ini kepada FAA.

"Jadi pada dasarnya saya telah berbohong kepada regulator (tanpa sadar)," tulis Forkner dalam pesannya yang mencuat ke publik tahun 2019.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads