Dewan juri federal Amerika Serikat pada hari Kamis (14/10) waktu setempat resmi mendakwa mantan pilot uji coba Boeing dengan menyesatkan regulator penerbangan selama proses sertifikasi untuk pesawat 737 MAX, yang terlibat dalam dua kecelakaan fatal.
Mark Forkner (49) adalah kontak utama antara raksasa penerbangan Boeing dan Badan Penerbangan Federal (FAA) tentang bagaimana pilot harus dilatih untuk menerbangkan pesawat tersebut.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/10/2021), Departemen Kehakiman AS menyatakan dalam sebuah pernyataan, Forkner "memberikan informasi yang salah, tidak akurat, dan tidak lengkap kepada FAA tentang bagian baru dari kontrol penerbangan untuk sistem penanganan penerbangan Boeing 737 MAX", yang disebut Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS), yang disalahkan atas tragedi jatuhnya pesawat 737 MAX pada tahun 2018 dan 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dokumen pengadilan, Forkner telah menemukan informasi pada tahun 2016 tentang perubahan besar yang dibuat pada MCAS yang seharusnya mencegah pesawat terhenti, tetapi sengaja memilih untuk tidak membagikan detailnya kepada FAA.
Akibatnya, FAA tidak memasukkan referensi soal MCAS dalam dokumen penting atau, pada gilirannya, dalam manual pelatihan untuk pilot.
Forkner juga dituduh berkonspirasi melawan pelanggan Boeing yang membeli pesawat 737 MAX dengan menyembunyikan informasi penting.
Menurut dokumen yang diterbitkan pada awal 2020, dia membual bahwa dia dapat menipu kontak FAA-nya untuk mendapatkan sertifikasi MCAS.
737 MAX secara resmi disertifikasi pada Maret 2017, tetapi dilarang terbang di seluruh dunia selama 20 bulan setelah dua kecelakaan pada Oktober 2018 dan Maret 2019 yang menewaskan total 346 orang.
Lihat juga video 'Maskapai Dunia Ramai-ramai Kandangkan Boeing 737 MAX':