Duta Besar Prancis, Philippe Etienne, kembali ke Amerika Serikat (AS) setelah nyaris dua pekan ditarik pulang ke negaranya. Etienne ditarik oleh Presiden Emmanuel Macron terkait kemarahan Prancis atas pembatalan kesepakatan kapal selam dengan Australia, yang memilih alternatif kapal selam bertenaga nuklir buatan AS.
Seperti dilansir AFP, Kamis (30/9/2021), Dubes Etienne diperintahkan kembali ke Paris pada 17 Oktober lalu untuk konsultasi, setelah Australia membatalkan kesepakatan kapal selam senilai AUS$ 50 miliar sebagai bagian dari aliansi strategis baru dengan AS dan Inggris.
Juru bicara Kedutaan Besar Prancis untuk AS menyebut Etienne telah tiba di Bandara Internasional Dulles, di luar Washington DC, pada Rabu (29/9) sore waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembalinya Dubes Prancis ke AS disepakati dalam percakapan telepon antara Macron dengan Presiden Joe Biden, pekan lalu. Dalam percakapan telepon itu, Biden mengakui bahwa AS seharusnya bisa berkomunikasi lebih baik dengan Prancis yang merupakan sekutu lamanya.
Usai percakapan telepon itu, Macron mulai memperbaiki hubungan dan menginstruksikan Duta Besar Prancis kembali ke Washington DC pekan ini.
Namun belum ada pengumuman soal kembalinya Duta Besar Prancis ke Canberra, karena belum ada pembicaraan yang dilaporkan terjadi antara Macron dan Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison.
Sebelumnya, dengan menggunakan bahasa yang kuat, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menuduh AS melakukan 'pengkhianatan' dan Australia melakukan 'penikaman dari belakang' terkait aliansi strategis yang memampukan Australia mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir rancangan AS dan Inggris.
Otoritas Australia menyatakan pihaknya membatalkan kontrak kapal selam Prancis karena membutuhkan kapal selam bertenaga nuklir, yang disebut bisa bertahan di dalam air untuk rentang waktu yang jauh lebih besar, di tengah semakin meningkatnya ketegangan dengan China.
Simak juga 'Ribut Hak Penangkapan Ikan, Prancis Siapkan 'Pembalasan' ke Inggris':