Pasukan Israel bentrok dengan kelompok Hamas di Tepi Barat dalam sejumlah insiden baku tembak sengit yang menewaskan lima warga Palestina dan menyebabkan dua tentara Israel luka parah. Hamas mengonfirmasi bahwa sejumlah anggotanya tewas dalam bentrokan tersebut.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (27/9/2021), militer Israel menyatakan, kekerasan dimulai setelah tentara-tentara Israel dan unit polisi khusus melancarkan operasi pada Minggu (26/9) untuk membongkar sel Hamas dan menangkap tersangka militan.
Serangan itu menandai beberapa pertempuran terberat dalam beberapa pekan terakhir di wilayah Palestina yang telah diduduki oleh negara Yahudi itu sejak 1967.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi lima kematian akibat tembakan Israel, termasuk dua kematian di dekat Jenin dan tiga lagi di daerah Biddu, yang terdiri dari beberapa desa antara Ramallah dan Yerusalem.
Militer Israel mengatakan bahwa dalam lima operasi serentak untuk menangkap militan, pasukan merespons dengan tembakan langsung, menewaskan lima militan dalam baku tembak, dan menangkap beberapa orang lainnya.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menegaskan bahwa "pasukan keamanan Israel mengambil tindakan semalam di Yudea dan Samaria terhadap Hamas yang akan melakukan serangan teroris secara real time."
Bennett, yang sedang dalam perjalanan ke New York untuk berpidato di Majelis Umum PBB, mengatakan pasukan telah bertindak "seperti yang diharapkan dari mereka", menunjukkan bahwa penggunaan kekuatan mematikan dibenarkan.
Lihat juga video 'Aktivis Palestina Ceritakan Kebrutalan Penjara Israel Usai 6 Tahanan Kabur':
Militer Israel mengatakan selama penangkapan di Burqin "tembakan jarak dekat dipicu oleh teroris di dalam sebuah gedung" yang menyebabkan dua tentara terluka parah.
Hamas mengkonfirmasi para anggotanya telah bentrok dengan pasukan Israel di dekat Yerusalem dan Jenin. Hamas mengatakan bahwa mereka yang tewas di daerah Biddu -- bernama Ahmad Zahran, Zakaria Badwan dan Mohammed Humaidan -- adalah anggota kelompok tersebut.
Hamas telah menguasai Jalur Gaza yang diblokade Israel sejak 2007, tetapi juga memiliki kehadiran yang kuat di Tepi Barat, yang secara resmi dikendalikan oleh kelompok saingannya Fatah.
Jihad Islam, kelompok militan lainnya dan yang terkuat kedua di Gaza, mengeluarkan pernyataan yang mengidentifikasi Osama Soboh sebagai salah satu "martirnya" yang tewas di Burqin.