Kondisi Tepi Barat kian panas antara Israel dan Palestina. Dalam insiden baru-baru ini, empat warga Palestina jadi korban.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Minggu (26/9/2021) Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan insiden bermula dari bentrok antar Hamas dan Israel di daerah tersebut.
Dilaporkan seorang pria Palestina dari desa Borqin, barat Jenin telah ditembak dengan peluru tajam. Ia meninggal dengan luka tembakan setelah dibawa ke rumah sakit setempat. Sementara itu, tiga korban lainnya tewas di desa Biddu, Tepi Barat.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengkonfirmasi bahwa pasukannya melakukan operasi terhadap "teroris Hamas yang akan melakukan serangan teroris dalam waktu dekat". Dia tidak menyebutkan terkait korban jiwa akibat bentrok tersebut.
Para pejabat Israel telah lama menyuarakan keprihatinan bahwa Hamas, yang menjalankan Jalur Gaza, bermaksud untuk menguasai Tepi Barat dan menantang saingannya, Otoritas Palestina (PA) yang didukung Barat.
Media publik Israel, Kan, melaporkan bahwa tentara terlibat dalam baku tembak di Tepi Barat. Baku tembak pecah saat tentara bergerak untuk menangkap anggota Hamas.
Ultimatum Palestina untuk Israel
Di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (24/9) lalu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan ultimatum kepada Israel untuk menarik diri dari wilayah pendudukan maksimal satu tahun kedepan. Jika tidak, Abbas menegaskan pihaknya tak akan lagi mengakui Israel, berdasarkan perbatasan pra-1967.
Awalnya Abbas menyerukan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, untuk 'menggelar konferensi perdamaian dunia'. Namun dia juga memberikan ultimatum untuk Israel.
"Kita harus menyatakan bahwa Israel, kekuatan pendudukan, memiliki satu tahun untuk menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967, termasuk Yerusalem Timur," tegas Abbas dalam ultimatumnya, seperti dilansir AFP.
Selanjutnya soal isi pidato Abbas di Sidang PBB