Asa Taliban Surati PBB Demi Bicara di Depan Para Pemimpin Dunia

Round-Up

Asa Taliban Surati PBB Demi Bicara di Depan Para Pemimpin Dunia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 22 Sep 2021 21:32 WIB
Usai ambil alih pemerintahan Afghanistan, Taliban turut menguasai fasilitas publik di Kabul. Salah satunya penjara Pul-e-Charkhi. Bagaimana kondisinya kini?
Ilustrasi Taliban (Foto: AP Photo/Felipe Dana)
Jakarta -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Taliban mengirimkan surat kepada PBB. Dia meminta untuk bisa berbicara di depan para pemimpin dunia dalam sidang umum PBB.

Dilansir kantor berita AFP, Rabu (22/9/2021), juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa Duta Besar pemerintah Afghanistan yang digulingkan oleh Taliban bulan lalu, juga telah meminta untuk berpidato di depan Majelis Umum PBB tersebut. Sidang umum PBB ini sendiri diketahui akan digelar pada minggu ini di New York.

Saat ini PBB disebut belum memutuskan siapa yang akan mewakili negara itu di badan dunia tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada AFP, Dujarric mengatakan bahwa sebuah komite kredensial yang beranggotakan sembilan negara, kini akan memutuskan mengenai kedua permintaan tersebut.

Dujarric mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menerima surat dari Amir Khan Muttaqi yang ditunjuk Taliban, "meminta untuk berpartisipasi" dalam pertemuan tingkat tinggi itu.

ADVERTISEMENT

Dikatakan Dujarric, surat itu tertanggal Senin, 20 September - sehari sebelum sesi Sidang Umum PBB dimulai - dan mencantumkan Muttaqi sebagai "Menteri Luar Negeri."

Dalam surat itu juga menunjukkan bahwa Ghulam Isaczai "tidak lagi mewakili" Afghanistan di PBB. Dia adalah Duta Besar untuk PBB dari pemerintah Afghanistan yang digulingkan dari kekuasaan pada Agustus, ketika pasukan militer AS keluar dari negara itu, mengakhiri perang 20 tahun mereka.

Surat itu tidak merinci apakah Muttaqi ingin melakukan perjalanan ke New York untuk berpidato atau apakah Taliban akan mengirimkan pesan video yang direkam, seperti yang dilakukan banyak pemimpin tahun ini karena COVID-19.

Bahkan dalam suratnya, Taliban mengatakan telah mencalonkan juru bicara mereka yang berbasis di Qatar, Suhail Shaheen sebagai perwakilan tetap Afghanistan untuk PBB.

Surat yang memiliki kop surat "Emirat Islam Afghanistan, Kementerian Luar Negeri" itu, menyebut bahwa mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani "digulingkan" pada 15 Agustus, hari ketika dia meninggalkan negara itu.

"Negara-negara di seluruh dunia tidak lagi mengakui dia sebagai presiden," bunyi surat itu, menurut PBB.

Juru bicara PBB itu juga mengatakan bahwa Sekjen PBB Guterres telah menerima surat terpisah dari Isaczai, tertanggal 15 September, yang berisi daftar delegasi Afghanistan untuk sesi tersebut.

Surat itu mencantumkan Isaczai sebagai wakil tetap Afghanistan, kata Dujarric.

"Kedua komunikasi ini telah dikirim oleh sekretariat, setelah berkonsultasi dengan kantor presiden Majelis Umum, kepada anggota komite kredensial sesi ke-76 Majelis Umum," katanya.

Komite ini terdiri dari Rusia, China, Amerika Serikat, Swedia, Afrika Selatan, Sierra Leone, Chile, Bhutan, dan Bahama.

Aktivis Afghanistan Minta Para Pemimpin Dunia Tak Dibodohi Taliban

Seorang aktivis hak-hak wanita asal Afghanistan, Sonita Alizadeh, memiliki pesan khusus untuk para pemimpin dunia saat berbicara dalam forum Sidang Majelis Umum PBB. Alizadeh mengingatkan agar para pemimpin dunia tidak mudah dibodohi oleh Taliban.

Dilansir Reuters, Rabu (22/9), Alizadeh yang juga seorang rapper ini melarikan diri dari Afghanistan bersama keluarganya saat Taliban masih berkuasa dua dekade lalu. Pada saat itu, perempuan Afghanistan tidak bisa bekerja, harus mengenakan burqa dan anak perempuan tidak boleh bersekolah.

Berbicara dalam acara virtual di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB pada Selasa (21/9) waktu setempat, Alizadeh mendesak para pemimpin dunia untuk membela hak-hak perempuan Afghanistan saat Taliban kembali berkuasa.

"Apa yang tersisa dari rakyat kita? Dan apa yang akan tersisa dari pencapaian selama 20 tahun? Jangan dibodohi oleh topeng yang ditunjukkan Taliban dalam berita-berita," cetus Alizadeh.

Dia mendorong komunitas internasional untuk tidak mengakui Taliban, menjamin hak-hak wanita dan anak, memastikan akses internet untuk rakyat Afghanistan, menyertakan lebih banyak warga Afghanistan dalam pembuatan keputusan dan memperbolehkan anak perempuan bersekolah.

Halaman 2 dari 3
(dwia/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads