Partai politik yang mendukung Presiden Rusia, Vladimir Putin, unggul sementara dalam pemilu parlemen yang digelar Minggu (19/9) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Senin (20/9/2021), dengan nyaris 74 persen suara telah dihitung, Komisi Pemilu Pusat menyatakan Partai United Russia yang pro-Putin dan kini berkuasa meraup keunggulan dengan memperoleh nyaris 49 persen suara, dengan rival terdekatnya, Partai Komunis, memperoleh sekitar 20 persen suara.
Meskipun berhasil unggul, performa Partai United Russia dinilai agak melemah jika dibandingkan pemilu parlemen sebelumnya tahun 2016 lalu, saat partai ini meraup kemenangan dengan 54 persen suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketidaknyamanan selama bertahun-tahun dengan standar kehidupan menurun dan adanya tuduhan korupsi dari oposisi juga pengkritik Kremlin, Alexei Navalny, yang kini mendekam dalam bui, diperkirakan telah mengikis dukungan untuk Partai United Russia.
Situasi itu diperparah oleh kampanye pemungutan suara taktis yang diatur oleh sekutu-sekutu Navalny. Mereka mendorong skema yang bertujuan mendukung kandidat yang paling mungkin mengalahkan kandidat Partai United Russia dalam pemilu daerah. Dalam banyak kasus, mereka menyarankan warga menahan diri dan memilih Partai Komunis demi memecah suara.
Para pengkritik Kremlin, yang menuduh adanya kecurangan skala besar dalam pemilu, menyebut pemilu parlemen ini palsu dalam hal apapun. Mereka menyebut Partai United Russia akan bernasib buruk dalam pemilu yang sungguh-sungguh adil, mengingat aksi Kremlin menetapkan gerakan pendukung Navalny melanggar hukum, melarang sekutu-sekutunya mencalonkan diri dan menargetkan media-media maupun organisasi non-pemerintah yang kritis.
Otoritas pemilu Rusia menyatakan pihaknya telah membatalkan hasil apapun di tempat-tempat pemungutan suara yang jelas terjadi penyimpangan dan menegaskan keseluruhan pemungutan suara berlangsung adil.
Hasil pemilu parlemen tahun ini diperkirakan tidak akan mengubah pemetaan politik, dengan Putin, yang telah berkuasa sebagai Presiden maupun Perdana Menteri sejak tahun 1999, masih mendominasi menjelang pemilu presiden tahun 2024 mendatang. Meskipun Putin sendiri belum mengumumkan pencalonannya.
Putin dijadwalkan akan menyampaikan pernyataan terbaru pada Senin (20/9) waktu setempat.
Pemimpin berusia 68 tahun ini masih menjadi tokoh populer dengan banyak warga Rusia memujinya karena berani menghadapi negara-negara Barat dan memulihkan kebanggaan nasional.
Dengan hasil sementara itu, perayaan telah digelar di markas Partai United Russia, dengan Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin yang merupakan sekutu dekat Putin meneriakkan 'Putin! Putin! Putin!' di hadapan kerumunan orang yang melambaikan bendera.
Secara terpisah, Golos -- kelompok pemantau pemilu yang dituduh menjadi agen asing oleh otoritas Rusia -- mencatat terjadinya ribuan pelanggaran termasuk ancaman terhadap pemantau pemilu dan saat pengisian surat suara, yang contohnya terang-terangan beredar di media sosial, dengan sejumlah individu tertangkap kamera menambahkan surat suara ke dalam kotak suara.