Perburuan melibatkan tombak yang dirancang khusus, yang digunakan untuk memotong sumsum tulang belakang paus atau lumba-lumba sebelum lehernya dipotong. Dengan menggunakan metode ini, dibutuhkan "kurang dari satu detik untuk membunuh seekor paus", kata Skaale.
Survei menunjukkan bahwa kebanyakan orang menentang pembantaian massal lumba-lumba di Kepulauan Faroe. Pada Minggu (12/9), reaksi nasional adalah "kebingungan dan keterkejutan karena jumlah yang luar biasa besar", kata Trondur Olsen, seorang jurnalis untuk penyiar publik Faroe Kringvarp Foroya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melakukan jajak pendapat singkat kemarin menanyakan apakah kami harus terus membunuh lumba-lumba ini. Lebih dari 50% mengatakan tidak, dan lebih dari 30% mengatakan ya," katanya.
Sebaliknya, katanya, jajak pendapat terpisah menunjukkan bahwa 80% mengatakan mereka ingin melanjutkan pembunuhan paus pilot.
(rfs/rfs)