Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyatakan akan 'terus mengabdi' pada negara setelah dirinya melarikan diri dari Kabul karena serbuan Taliban. Presiden Ghani juga menyebut bahwa meninggalkan negaranya saat Taliban mengambil alih kekuasaan adalah sebuah pilihan yang sulit.
"Saya akan terus selalu mengabdi pada negara saya dengan menawarkan gagasan dan program," tulis Presiden Ghani dalam postingan Facebook-nya seperti dilansir CNN, Senin (16/8/2021).
"Hari ini, saya mendapati sebuah pilihan sulit; apakah saya harus menghadapi Taliban yang bersenjata yang ingin memasuki istana, atau meninggalkan negara tercinta yang telah saya dedikasikan hidup saya untuk melindungi dan mengurusnya selama 20 tahun terakhir," imbuhnya.
"Taliban telah memutuskan untuk menyingkirkan saya, mereka ada di sini untuk menyerang Kabul dan warga Kabul. Demi menghindari pertumpahan darah, saya pikir yang terbaik adalah pergi," jelas Presiden Ghani dalam postingannya pada Minggu (15/8) waktu setempat.
Dalam postingannya, Presiden Ghani tidak menjelaskan keberadaannya saat ini.
Dua sumber menuturkan kepada CNN bahwa dia melarikan diri ke Tajikistan. Namun salah satu sumber dari Afghanistan itu menyatakan bahwa Tajikistan tidak akan menjadi tujuan terakhir Presiden Ghani. Sumber-sumber itu menolak untuk mengungkapkan tujuan akhir Presiden Ghani.
Laporan Associated Press sebelumnya menyebut Presiden Ghani secara diam-diam meninggalkan Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul dengan membawa sejumlah kecil orang-orang kepercayaannya. Dia bahkan tidak memberitahu pemimpin-pemimpin politik lainnya yang tengah merundingkan transisi kekuasaan damai dengan Taliban, soal rencana kepergiannya itu.
Tonton Video: Pendudukan Taliban di Kabul: Presiden Kabur, Istana Kepresidenan Jatuh
(nvc/ita)